Jenis-Jenis Tanah di Indonesia

Jenis-Jenis Tanah di Indonesia

 Jenis tanah yang terdapat di Indonesia bermacam-macam, antara lain sebagai berikut.

a. Litosol

tanah ini merupakan tanah mineral tanpa atau sedikit perkembangan profil, batuan induknya batuan beku atau batuan sedimen keras, kedalaman tanah dangkal (<30 cm), dan kadang-kadang merupakan singkapan batuan induk (outerop). Tekstur tanah beraneka ragam dan pada umumnya berpasir, umumnya tidak berstruktur, terdapat kandungan batu, kerikil, dan kesuburannya bervariasi. Tanah litosol dapat dijumpai pada segala iklim.

b. Aluvial

Aluvial adalah jenis tanah yang terbentuk karena endapan. Daerah endapan terjadi di sungai, danau yang berada di dataran rendah, ataupun cekungan yang memungkin kan terjadinn ya endapan. Tanah aluvial memiliki manfaat di bidang pertanian salah satunya untuk mempermudah proses irigasi pada lahan pertanian.

c. Regosol

Jenis tanah ini masih muda, belum mengalami diferensiasi horizon, tekstur pasir, struktur berbukit tunggal, konsistensi lepas-lepas.

d. Andosol atau Tanah Gambut atau Tanah Organik

Jenis tanah ini berasal dari bahan induk organik, seperti dari hutan rawa
atau rumput rawa.

e. Latosol

Jenis tanah ini telah mengalami perkembangan atau terjadi diferensiasi horizon, kedalaman tanah dalam, tekstur lempung, struktur remah sampai gumpal, konsistensi gembur sampai agak teguh, warna cokelat, merah, sampai kuning. Penyebarannya di daerah beriklim basah dengan curah hujan berkisar lebih dari 300–1000 meter.

f. Grumosol

Tanah ini merupakan tanah mineral yang memiliki perkembangan profil, agak tebal, tekstur lempung berat, struktur granular di lapisan atas dan gumpal sampai pejal di lapisan bawah, konsistensi jika basah
sangat lekat dan plastis. Namun, jika kering sangat keras dan tanah retak-retak, kejenuhan basa, permeabilitas lambat, dan peka erosi. Penyebarannya di daerah iklim subhumid, dengan curah hujan kurang dari 2500 mm/tahun.

g. Podsol

Jenis tanah ini telah mengalami perkembangan profil, tekstur lempung sampai pasir, struktur gumpal, konsistensi lekat, kandu ngan pasir kuarsanya tinggi, sangat asam, kesuburan rendah, kapasitas pertukaran kation sangat rendah, dan peka terhadap erosi. Penyebarannya di daerah beriklim basah dengan curah hujan lebih dari 2000 mm/tahun. Terdapat di daerah Kalimantan Tengah, Sumatra Utara, dan Papua.

h. Andosol

Jenis tanah ini merupakan jenis tanah dengan kandungan mineral yang telah mengalami perkembangan profil, solum agak tebal, warna agak cokelat kekelabuan sampai hitam, kandungan organik tinggi, tekstur geluh berdebu, struktur remah, konsistensi gembur dan bersifat licin berminyak agak asam, kejenuhan basa tinggi dan daya absorpsi sedang, kelembapan tinggi, permeabilitas sedang, serta peka terhadap erosi.

Warna, Tekstur, dan Struktur Tanah

 a. Warna Tanah

Faktor penyebab adanya perbedaan warna permukaan tanah pada umumnya terjadi karena perbedaan kandungan bahan organik. Semakin tinggi kandungan bahan organik, berarti semakin gelap warna tanah.
Warna tanah disusun oleh tiga jenis variabel, yaitu sebagai berikut.

1) Hue(Warna Dasar), menunjukkan warna tanah yang paling dominan sesuai
dengan panjang gelombangnya.
Hue adalah jenis atau nama warna yang asli. Hue terdiri dari warna seperti Merah, Oranye, Kuning, Hijau, Biru, dan Ungu. Selain itu, hue adalah jenis warna dominan dalam kelompok warna dimana tidak tercampuri oleh unsur warna hitam, putih, atau abu-abu.
2) Value, menunjukkan gelap terangnya warna sesuai dengan banyaknya
sinar yang dipantulkan.
3) Chroma, menunjukkan kemurnian atau kekuatan dari warna atau bisa dibilang untuk menyatakan cerah atau buramnya suatu warna.

Berikut adalah sebagian warna tanah

1. Coklat Tua atau Hitam



warna tanah coklat tua atau hitam di ambil dari wikipedia

2. Merah

Tanah warna merah di ambil dari wikipedia

3. Hijau

tanah hijau sumber wikipedia

4. kuning

tanah warna kuning

5. Putih

tanah warna putih

b. Tekstur Tanah

1) Pasir

Gambar Pasir


2) Pasir berlempung

pasir berlempung


3) Lempung berpasir

Lempung berpasir


4) Lempung

lempung


5) Lempung berdebu

Lempung Berdebu


6) Debu

Debu


7) Lempung liat

Tanah liat


8) Lempung liat berpasir

9) Lempung liat berdebu

Dari sembilan tekstur tanah tersebut, terdapat empat kelas utama
yaitu pasir, lempung, debu dan liat. Di lapangan, tekstur tanah secara
sederhana dapat ditentukan dengan memilin tanah dengan jari-jari tangan
(kasar halusnya tanah).

c. Struktur Tanah

Struktur tanah merupakan gumpalan-gumpalan kecil dari tanah
akibat melekatnya butir-butir tanah satu sama lain. Struktur tanah
memiliki bentuk yang berbeda-beda, yaitu sebagai berikut.
Struktur Tanah


Struktur tanah dikelompokkan dalam 6 bentuk. Ke enam bentuk tersebut adalah:

a. Granuler (Granular), yaitu struktur tanah yang berbentuk granul, bulat dan porous, struktur ini terdapat pada horizon A.

b. Gumpal (blocky) ada 2 yaitu Gumpal Bersudut (Angular Blocky) dan Gumpal Membulat (Sub Angular Blocky), gumpal bersudut yaitu struktur tanah yang berbentuk gumpal bersudut, bentuknya menyerupai kubus dengan sudut-sudut bersudut tajam untuk gumpal bersudut ditemukan pada horizon B di daerah iklim basahGumpal Membulat yaitu gumpal tanah yang berbentuk gumpal membulat, bentuknya menyerupai kubus dengan sudut - sudut membulat ,ditemukan pada horizon B di daerah iklim basah.

c. Prisma (prismatic), yaitu struktur tanah dengan sumbu vertical (tegak lurus ) lebih besar daripada sumbu horizontal (Datar) dengan bagian atasnya rata, struktur ini terdapat pada horison B pada tanah iklim kering.

d. Tiang (columnar), yaitu struktur tanah dengan sumbu vertical lebih besar daripada sumbu horizontal dengan bagian atasnya membuloat, struktur ini terdapat pada horison B pada tanah iklim kering.

e. Lempeng (platy), yaitu struktur tanah dengan sumbu vertikal lebih kecil daripada sumbu horizontal, struktur ini ditemukan di horison A2 atau pada lapisan padas liat.

f. Remah (single grain), yaitu struktur tanah dengan bentuk bulat dan sangat porous, struktur ini terdapat pada horizon A.

horizon


Tanah yang terbentuk di daerah dengan curah hujan tinggi umumnya ditemukan struktur remah atau granular di tanah lapisan atas (top soil) yaitu di horison A dan struktur gumpal di horison B atau tanah lapisan bawah (sub soil). 

Berikutnya

Dampak Kebencanaan Terhadap Kehidupan

Bencana sangat memengaruhi aktivitas dan kehidupan sehari-hari manusia berupa dampak positif dan negatif. Dampak positif yaitu bencana dapat memberikan keberkahan, sebaliknya dampak negatif dapat memberikan kerugian bagi kehidupan manusia. Beberapa dampak bencana yang memengaruhi kehidupan manusia sebagai berikut:

1. Letusan Gunung Berapi

Beberapa dampak negatif bencana yang memengaruhi kehidupan manusia.
a. Tercemarnya udara dari abu vulkanik. Gas di dalamnya seperti sulfur
dioksida, nitrogen dioksida, hidrogen sulfida, dan partikel debu lain yang
dapat membunuh makhluk hidup.
b. Lumpuhnya berbagai kegiatan atau aktivitas manusia, rusaknya ekosistem,
dan hancurnya berbagai bangunan.
c. Material letusan gunung berapi berpotensi menyebabkan penyakit seperti
ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut).

Terdapat beberapa dampak positif bencana yang memengaruhi kehidupan
manusia.
a. Tanah menjadi subur dikarenakan telah dilalui abu vulkanik gunung
berapi. Abu vulkanik mengandung mineral primer yang memiliki
kandungan nutrisi yang melimpah dan baik bagi tanah.
b. Tercipta mata pencaharian baru, yaitu penambang pasir dan bebatuan.
c. Terdapat geyser (sumber mata air panas) yang sangat baik untuk kesehatan
kulit manusia.

2. Tanah Longsor

Beberapa dampak negatif dari tanah longsor yang memengaruhi kehidupan
manusia sebagai berikut:
a. sanitasi lingkungan menjadi buruk,
b. harga jual tanah menurun, dan
c. infrastruktur di lokasi tanah longsor rusak, jalur transportasi terputus,
dan perekonomian tersendat.

Terdapat beberapa dampak positif dari tanah longsor yang memengaruhi
kehidupan manusia.
a. Kondisi tanah akan kembali menjadi gembur, terjadi perubahan tekstur
tanah, dan mempercepat terjadinya proses peleburan batu dalam tanah.
b. Masyarakat sadar pentingnya menjaga keseimbangan lingkungan hidup
dan melestarikan hutan.
c. Munculnya motivasi atau penelitian oleh ahli geologi dan masyarakat
tentang penyebab dan pencegahan tanah longsor.

3. Gempa Bumi

Beberapa dampak negatif dari gempa bumi yang memengaruhi kehidupan
manusia ialah sebagai berikut:
a. jaringan transportasi dan komunikasi terganggu, serta banyak bangunan
dan fasilitas umum menjadi rusak,
b. munculnya rekahan (patahan), longsoran, dan luncuran tanah yang dapat
terjadi bersamaan dengan gempa,
c. air bawah tanah dapat mengalami perubahan disebabkan oleh sesar atau
guncangan, dan
d. memicu timbulnya tsunami apabila gempa bumi berkekuatan besar dan
berasal dari laut dangkal.

Beberapa dampak positif dari gempa bumi yang memengaruhi kehidupan
manusia ialah sebagai berikut:
a. dapat memberikan gambaran tentang apa yang terjadi di bawah tanah,
sehingga dapat membuat ekstraksi minyak dan gas lebih efisien,
b. dapat memberikan informasi tentang struktur bumi misalnya, ruang
magma yang memungkinkan ilmuwan untuk memonitor aktivitas gunung
berapi, dan
c. memberikan informasi tentang struktur internal Bumi. Dengan mengukur
waktu yang diperlukan gelombang seismik untuk melintasi bumi maka
dapat memetakan struktur bumi.

4. Kekeringan

Terdapat beberapa dampak negatif dari kekeringan yang memengaruhi
kehidupan manusia.
a. Banyak tanaman mati karena tidak bisa mendapatkan sumber air untuk
hidup, kecuali beberapa jenis pohon seperti pohon jati dan kaktus.
b. Meningkatkan polusi karena tanaman sebagai agen yang memproses gas
karbondioksida berkurang.
c. Sumber air bersih berkurang dan gersangnya tanah lahan bercocok tanam
Terdapat beberapa dampak positif dari kekeringan yang memengaruhi
kehidupan manusia.
a. Kekeringan dapat mempercepat proses panen garam, meningkatnya kualitas
panen buah-buahan dari tanaman pohon, mempercepat proses penjemuran
ikan asin, tingginya peluang untuk menanam palawija, dan terdapat
potensi energi sinar matahari sebagai pembangkit listrik.
b. Keringnya genangan air membuat sanitasi menjadi lebih baik sehingga
beberapa jumlah penyakit seperti diare menurun.
c. Jalur transportasi laut akan jarang menemui kendala dan perbaikan jalan
aspal akan berjalan lancar.

5. Banjir

Berikut beberapa dampak negatif dari banjir yang memengaruhi kehidupan
manusia.
a. Kerusakan jalan raya, bangunan, jembatan, sistem selokan, kanal, dan
sarana prasarana lainnya
b. Terjadi masalah kesehatan (wabah penyakit) akibat air kotor dan kesulitan
persediaan air bersih
c. Bidang pertanian mengalami kerugian (gagal panen), kerusakan spesies
tertentu, dan kelangkaan barang yang mendorong kenaikan harga.
Berikut beberapa dampak positif dari banjir yang memengaruhi kehidupan
manusia.
a. Lapangan kerja baru pada bidang transportasi. Banyak orang yang
membutuhkan sarana transportasi air sehingga dapat meningkatkan
kreativitas dalam menciptakan sarana transportasi air.
b. Mempermudah sosialisasi terkait penghijauan dan kepedulian lingkungan
Gambar 4.14. Kreativitas dalam Menciptakan Sarana Transportasi
Sumber: www.brilio.net/ 586839-flickr (2017)

6. Kebakaran Hutan

Berikut beberapa dampak negatif dari kebakaran hutan yang memengaruhi
kehidupan manusia.
a. Rusaknya ekosistem hutan, musnahnya flora fauna, mengganggu bidang
transportasi penerbangan, berdampak pada pemanasan global dan
perubahan iklim.
b. Asap yang ditimbulkan dapat menyebabkan penyakit Infeksi Saluran
Pernafasan Akut (ISPA), asma, penyakit paru obstruktif kronik, penyakit
jantung, dan iritasi pada mata, tenggorokan dan hidung.
Berikut beberapa dampak positif dari kebakaran hutan yang memengaruhi
kehidupan manusia.
a. Pasca kebakaran akan berdampak pada suburnya lahan. Kebakaran di
kawasan gambut dapat mengurangi atau menurunkan keasaman.
b. Kebakaran lahan berdampak pada pembunuhan penyakit tanaman, serta
dapat membersihkan fondasi tanah dari tanaman pengganggu.
c. Beberapa tanaman memerlukan adanya api seperti semak manzanita
dan chamise. Tanaman tersebut memerlukan nyala api untuk proses
perkembangbiakan biji. Api pembakaran digunakan untuk menghasilkan
regenerasi tanaman.

7. Tsunami

Berikut beberapa dampak negatif dari tsunami yang memengaruhi kehidupan
manusia.
a. Tsunami merusak apa saja yang dilaluinya, seperti sarana prasarana, tumbuh-
tumbuhan, dan menimbulkan korban jiwa.
b. Tsunami menyebabkan gagal panen, menimbulkan genangan air, dan
pencemaran air asin pada tanah maupun air bersih.
Berikut beberapa dampak positif dari tsunami yang memengaruhi kehidupan
manusia.
a. Kita dapat mengetahui kekuatan konstruksi bangunan serta kelemahannya,
dan melakukan perbaikan dalam konstruksi bangunan agar lebih kuat.
b. Dapat memberikan gambaran tentang apa yang terjadi di bawah laut dan
aktivitas vulkanik di dalamnya.
c. Motivasi dan penelitian oleh ahli geologi tentang aktivitas vulkanik dan
hubungannya dengan kebencanaan tsunami.


Jenis-Jenis Bencana

 Wilayah-wilayah di negara kita terdampak bencana yang sangat beragam. Keberagaman bencana tersebut dikategorikan menjadi tiga yaitu bencana alam, non alam, dan sosial. Berdasarkan UU No. 24/2007, jenis-jenis bencana di Indonesia dapat dijabarkan sebagai berikut.

1. Bencana Alam

Bencana alam adalah fenomena yang disebabkan oleh suatu aktivitas alam. Bencana alam meliputi tanah longsor, tsunami, kekeringan, gempa bumi, kebakaran hutan, gunung meletus, banjir, dan puting beliung. Berikut akan diuraikan karakteristik dari masing-masing bencana tersebut:

a. Gempa Bumi

Fenomena bergetarnya bumi akibat sesar (patahan), tumbukan lempeng, aktivitas vulkanik, jatuhnya benda langit, atau runtuhan disebut gempa bumi. Fenomena tersebut memiliki sifat merusak, periode waktu yang singkat, dan terjadi kapan saja. Gempa bumi dapat merusak rumah dan fasilitas umum seperti jembatan, jalan, rumah sakit, sekolah, dan lain sebagainya (BNPB, 2017). Terjadinya gempa bumi tidak dapat diprediksi dan tidak dapat dicegah, namun dampak yang ditimbulkan dapat dikurangi.
Gempa di lombok

Gambar 4.4. Dampak Gempa Bumi di Lombok
Sumber: shutterstock.com/image-photo/rubble-collapsed-building-post-earthquake-lombok (2018)

b. Tsunami

Gelombang dari tengah laut yang menghantam wilayah pesisir dengan kecepatan lebih dari 900 km/jam disebut tsunami. Bencana ini diakibatkan oleh beberapa hal seperti letusan gunung api di laut, runtuhan di dasar laut, atau gempa bumi akibat pergerakan lempeng di dasar laut. Ketika gelombang laut tiba di muara sungai, pantai yang dangkal, atau teluk, maka kecepatannya akan menurun. Sedangkan kekuatan merusak dan ketinggiannya meningkat hingga puluhan meter (BNPB, 2017).

Dampak Tsunami di Palu

Gambar 4.5. Dampak Tsunami di Palu

Sumber: Kompas.com/Dok. Humas Ditjen Bina Marga Kemen PUPR (2018)

c. Gunung Meletus

Aktivitas tektonik merupakan fenomena yang berkaitan dengan aktivitas gunung berapi. Aktivitas tersebut mengakibatkan adanya deretan gunung api (volcanic arc) yang membentang dari barat hingga timur mulai dari sepanjang pulau Sumatra, Jawa-Bali-Nusa Tenggara, utara Sulawesi-Maluku, hingga Papua. Kondisi tersebut menyebabkan negara kita rentan terdampak bencana gempa bumi dan erupsi gunung api.

Fenomena proses keluarnya magma dari dalam bumi berupa material cair dan padat ke permukaan bumi disebut bencana letusan gunung berapi. Material-material tersebut meliputi lahar, bom, awan panas, debu vulkanik, dan lapili. Fenomena ini ditandai adanya getaran gempa kecil, perubahan suhu yang meningkat, layunya tumbuhan di lereng gunung, bermigrasinya binatang, keringnya mata air, dan suara gemuruh yang sering terdengar (Sinartejo, 2019)

Awan Asap dan Abu Saat Gunung Semeru Meletus di Indonesia

Gambar 4.6. Awan Asap dan Abu Saat Gunung Semeru Meletus di Indonesia

Sumber: ria.ru/docs/about/copyright_afp.html.Agus Harianto (2021)

d. Tanah Longsor

Kombinasi dari berbagai kondisi seperti lereng terjal, curah hujan tinggi, pengikisan tanah yang tinggi, getaran, tutupan vegetasi yang berkurang, dan tanah yang kurang padat dan tebal memicu terjadinya tanah longsor. Bencana ini terjadi sangat cepat sehingga proses evakuasi mandiri memiliki keterbatasan waktu. Segala sesuatu yang ada di zona longsoran akan tertimbun material longsor (BNPB, 2017).
Lahan Terdampak Longsor di Kecamatan Sukajaya, Bogor

Gambar 4.7. Lahan Terdampak Longsor di Kecamatan Sukajaya, Bogor
Sumber: liputan6.com/Ahmad Sudarno (2020)

e. Banjir

Banjir adalah peristiwa tergenangnya air dalam jangka waktu tertentu pada wilayah yang mulanya tidak tergenang air. Penyebab bencana ini yaitu curah hujan lebat yang berlangsung lama sehingga menyebabkan danau, sungai, atau drainase meluap karena melebihi daya tampungnya. Selain itu, banjir juga diakibatkan oleh perilaku manusia. Contohnya yaitu hutan yang gundul, hunian dan bangunan di bantaran sungai, alih fungsi lahan, pembuangan sampah sembarangan, dan kurangnya daerah resapan air (BNPB, 2017).


Bencana Banjir di Sumatra Barat

Gambar 4.8. Bencana Banjir di Sumatra Barat
Sumber: beritakbb.pikiran-rakyat.com/Humas BNPB (2020)

f. Kekeringan

Keadaan kelangkaan air dari sumber hujan pada periode tertentu, satu atau lebih musim penghujan, yang menyebabkan kekurangan air di berbagai kegiatan, lingkungan, atau masyarakat tertentu disebut bencana kekeringan (UNISDR, 2019). Bencana alam ini terjadi secara perlahan, berlangsung lama hingga musim hujan tiba, berdampak sangat luas, serta bersifat lintas sektor (sosial, ekonomi, kesehatan, dan lain-lain). Di Indonesia kekeringan dikenal dengan sebutan kemarau yang ditandai dengan mengeringnya sungai, danau, waduk, dan hilangnya keanekaragaman hayati (Hermon, 2018).

bencana kekeringan

Gambar 4.9. Bencana Kekeringan

Sumber: nationalgeographic.grid.id (2015)

g. Kebakaran Hutan dan Lahan

Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) adalah kondisi hutan dan lahan yang rusak dikarenakan api yang melanda kawasan tersebut sehingga berdampak merugikan di berbagai sektor. Suatu wilayah akan sangat rentan terjadi karhutla jika didukung adanya fenomena alam El Nino yang membuat curah hujan berkurang dan terjadi peningkatan suhu panas disertai angin (Zatul, 2021).
kebakaran hutan

Gambar 4.10. Kebakaran Hutan
Sumber: freepik.com/toa55 (2019)

h. Angin Puting Beliung

Penyebutan angin puting beliung berbeda-beda di setiap daerah, misalnya orang Jawa menyebutnya Angin Puyuh, sedangkan di Sumatra menyebutnya Angin Bahorok. Terdapat istilah lain di negara Amerika Serikat, yaitu tornado. Bencana angin puting beliung ini sulit diprediksi kapan akan terjadi.

Intensitas fenomena hidrometeorologis yang meningkat pada musim pancaroba (peralihan) mengakibatkan bencana puting beliung. Angin ini merupakan bagian proses pertumbuhan dari awan cumulonimbus yang muncul akibat intensifnya pemanasan. Ancaman fenomena skala lokal ini sulit diprediksi (BNPB, 2017).

angin puting beliung

Gambar 4.11. Angin Puting Beliung Sumber: unsplash.com/nikolas noonan(2018)

2. Bencana non Alam

Masyarakat lebih banyak mengetahui jenis bencana alam dibandingkan bencana lain di sekeliling kita yang disebabkan oleh faktor non alam. Bencana non alam merupakan bencana yang diakibatkan oleh peristiwa non alam, seperti kegagalan teknologi, kegagalan modernisasi, dan epidemi atau wabah penyakit. Berikut akan diuraikan karakteristik dari masing-masing bencana tersebut:

a. Kegagalan Teknologi

Kegagalan teknologi adalah semua kejadian bencana yang diakibatkan oleh kesalahan desain, pengoperasian, kelalaian, atau kesengajaan manusia dalam penggunaan teknologi dan/atau industri. Bencana teknologi terdiri dari tiga kelompok, yaitu: 1) kecelakaan industri. Contoh: tumpahan barang kimia, runtuhnya infrastruktur dari industri, ledakan, kebocoran gas, keracunan, dll.; 2) kecelakaan transportasi, seperti kecelakaan udara, jalan, atau air yang berhubungan dengan alat transportasi; 3) kecelakaan lainnya, seperti runtuhnya domestik. Contoh bencana kegagalan teknologi di Indonesia adalah jatuhnya pesawat Adam Air KI 574 pada 1 Januari 2007, selain disebabkan oleh cuaca buruk, jatuhnya pesawat juga disebabkan karena kerusakan pada alat bantu navigasi Inertial Reference System (IRS) dan kegagalan kinerja pilot dalam menghadapi situasi darurat.

b. Kegagalan Modernisasi

Modernisasi adalah upaya yang bertujuan untuk menyamai standar yang dianggap modern, baik oleh rakyat maupun oleh elite penguasa (Rosana, 2015). Jadi kegagalan modernisasi dapat diartikan sebagai kegagalan masyarakat dalam mengejar ketertinggalan dari masyarakat paling maju yang hidup berdampingan dengan mereka dalam periode historis yang sama dalam lingkup masyarakat global. Kemiskinan merupakan contoh dari bencana kegagalan modernisasi.

c. Epidemi atau Wabah Penyakit

Epidemi adalah suatu penyakit yang menyebar dengan cepat ke wilayah atau negara tertentu dan mulai memengaruhi populasi penduduk di wilayah atau negara tersebut. Contoh epidemi yang pernah terjadi di Indonesia yaitu flu burung (H5N1) pada tahun 2012 (Marcelina, 2012). Selain itu, wabah penyakit yang lebih meluas juga bisa menjadi bencana non alam yang kita kenal sebagai pandemi dimana wabah penyakit meliputi daerah geografis yang luas meliputi seluruh negara atau benua.

Salah satu contoh kasus bencana ini yaitu pandemi Covid-19. Secara global, negara terdampak Covid-19 sebanyak 226 negara, jumlah terkontaminasi 248.467.363 orang, dan jumlah meninggal sebanyak 5.027.183 orang. Data tentang Covid-19 di Indonesia, jumlah positif Covid-19 sebanyak 4.247.320 orang, jumlah pasien sembuh sebanyak 4.092.586 orang, dan jumlah meninggal sebanyak 143.519 orang (Wicaksono, 2021).

covid 19

Gambar 4.12. Covid-19

Sumber: freepik.com/sebdeck (2020)

3. Bencana Sosial

Kemajemukan bangsa yang memiliki ragam etnis, agama, bahasa, dan budaya menjadi ancaman jika perbedaan pendapat dan sudut pandang tidak menemukan jalan tengah. Apabila tidak dapat diredam, maka bencana sosial berwujud konflik dan aksi teror pun tidak dapat dielak. Bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh manusia yang meliputi kerusuhan atau konflik sosial antar kelompok maupun antar komunitas masyarakat, dan teror disebut bencana sosial. Terdapat beberapa karakteristik dari masing-masing bencana tersebut.

a. Kerusuhan atau Konflik Sosial

Sebagai gejala sosial, kerusuhan atau konflik sosial merupakan peristiwa yang seringkali tak dapat dihindari kejadiannya di masyarakat. Dalam kehidupan masyarakat, setiap individu atau kelompok mempunyai keinginan untuk meningkatkan kesejahteraan, kekuasaan, prestise, maupun dukungan sosial yang mungkin berbeda satu dengan yang lain. Jika dalam suatu kondisi tertentu dihadapkan secara bersama, maka dapat menimbulkan konflik. Suatu kondisi huru-hara berlangsung, kerusuhan, perang, atau keadaan yang tidak aman di suatu daerah tertentu yang melibatkan lapisan masyarakat, golongan, suku, atau pun organisasi disebut kerusuhan atau konflik sosial (BNPB, 2012).

kerusuhan

Gambar 4.13. Kerusuhan

Sumber: wikiwand.com (2009)

b. Aksi Teror

Aksi teror atau sabotase adalah semua tindakan yang menyebabkan keresahan masyarakat, kerusakan bangunan, dan mengancam atau membahayakan jiwa seseorang/banyak orang oleh seseorang atau golongan tertentu yang tidak bertanggung jawab. Bencana aksi teror atau sabotase pada suatu tempat tidak dapat diperkirakan karena hal tersebut terjadi secara tibatiba dan dalam waktu yang singkat (BNPB, 2012).

Sebelumnya                                                                                                         Selanjutnya


Pengertian Bencana

 A. Pengertian Bencana

Suatu peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengganggu danmeng ancam kehidupan manusia dari faktor alam atau non alam sehingga mengakibatkan kerugian disebut bencana. Dampak bencana ialah terjadi banyak kerugian. Kerugian atas bencana tidak hanya berupa kerugian harta benda dan kerusakan lingkungan, tetapi juga dampak psikologis yang dirasakan manusia dan adanya korban jiwa (ADDRN, 2010).

Faktor alam (natural disaster) disebabkan fenomena alam yang mengganggu keseimbangan ekosistem tanpa ada campur tangan manusia. Faktor manusia atau sosial (man-made disaster) disebabkan karena tindakan atau kelalaian manusia. Bencana karena faktor non alam (non-natural disaster) disebabkan oleh suatu hal yang bukan dari akibat peristiwa alam maupun perbuatan manusia, seperti gagal teknologi, gagal modernisasi, epidemi, dan wabah penyakit., gagal modernisasi, dan wabah penyakit.

Dinamika bencana memengaruhi besar dan kecilnya dampak yang ditimbulkan. Dinamika bencana terjadi karena integrasi beberapa aspek yaitu kerentanan, ancaman, dan kapasitas. Berikut ialah uraian ketiga aspek tersebut.

1. Kerentanan

Kerent nan merupakan keadaan manusia yang menyebabkan ketidakmampuan dalam merespon ancaman bencana (Setyowati,2019). Kerentanan terdiri dari kerentanan sosial, alam, dan ekonomi.Kerentanan  sosial adalah kondisi kerapuhan sosial dalam merespon bencana,meliputi aspek angka kepadatan penduduk, pertumbuhan penduduk, serta persentase penduduk usia tua dan anak-anak. Kerentanan alam didefinisikan sebagai sifat struktur fisik yang menentukan potensi kerusakan terhadap bencana untuk jenis material dan kualitas bangunan (Ebert et al., 2009). Selanjutnya, kerentanan ek nomi adalah kondisi kerapuhan ekonomi dalam meresponbencana yang terjadi, meliputi aspek angka persentase rumah tangga yang bekerja dari sektor rentan dan angka persentase rumah tangga dengan ekonomi yang rendah.

Gambar penduduk usia tua dan muda yang rentan

Gambar 4.2. Penduduk Usia Tua dan Anak-anak Adalah Kelompok Rentan 

Sumber: metro.tempo.co/antara & lomboktoday.co.id (2018)

2. Ancaman

Ancaman sering dialami oleh penduduk di daerah rawan bencana. Penduduk yang tinggal di pesisir akan rawan terdampak tsunami. Demikian juga kita ketahui bahwa penduduk sekitar lereng gunung berapi akan rawan terdampak bencana gunung meletus. Penduduk yang tinggal di daerah lereng akan rawan terdampak bencana tanah longsor.
Ancaman adalah peristiwa yang berpotensi mengakibatkan kerugian, kerusakan lingkungan, dan korban jiwa (Adiyoso, 2018; Husein & Onasis, 2017). Ancaman disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu teknologi, manusia, lingkungan, dan alam. Ancaman dapat menimbulkan bencana dan juga tidak, tergantung dari kapasitas manusia dan kerentanannya. Ancaman menjadi bencana ketika manusia tidak memiliki kapasitas mengatasi suatu ancaman dan kondisinya dalam keadaan rentan. Sebaliknya, ketika manusia memiliki kapasitas dan tidak dalam kondisi rentan maka suatu ancaman tidak akan menjadi bencana.

3. Kapasitas

Kapasitas adalah penguasaan sumber daya dan kemampuan yang dimiliki masyarakat untuk mempersiapkan diri dalam mencegah, menanggulangi, meredam, dan memulihkan kondisi akibat bencana. Kapasitas dapat dilakukan dengan kegiatan pencegahan terhadap terjadinya ancaman, mengurangi kekuatan ancaman, dan mengurangi kerentanan terhadap ancaman. Kapasitas dapat berbeda antara satu tempat dengan tempat yang lain.
gambar dinamika bencana

Gambar 4.3. Dinamika Bencana
Sumber: Husein & Onasis (2017

Lingkungan Sebagai Habitat Hidup Berkelanjutan

Lingkungan Sebagai Habitat Hidup Berkelanjutan

 A. Pengertian Lingkungan, Ekosistem, dan Etika Lingkungan

Lingkungan hidup adalah suatu ruang yang ditempati oleh makhluk hidup bersama dengan benda hidup dan tak hidup lainnya.

Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya.

Agar ekosistem tersebut terjaga keberlanjutannya diperlukan etika lingkungan. Etika tersebut merupakan nilai-nilai keseimbangan dalam kehidupan manusia dalam interaksi terhadap lingkungan hidupnya yang terdiri atas aspek abiotik, biotik, dan budaya (Marfai, 2013).

B. Jenis-Jenis Lingkungan Hidup

1. Lingkungan Biotik

Unsur biotik atau unsur hayati adalah unsur lingkungan hidup yang terdiri dari manusia, hewan, tumbuhan, dan organisme kecil yang tidak terlihat.
Secara khusus, lingkungan biotik diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu produsen, konsumen, dan pengurai.

a. Produsen

Produsen adalah organisme yang mampu mengubah zat anorganik menjadi zat organik. Produsen mampu membuat makanan sendiri bahkan juga membuat makanan bagi organisme lain yang tinggal di dalam ekosistem. Proses tersebut hanya dapat dilakukan oleh tumbuhan yang berklorofil dengan cara fotosintesis, seperti tumbuhan hijau dan lumut.

b. Konsumen

Konsumen adalah organisme yang tidak dapat membuat makanannya sendiri dan bergantung kepada organisme lain. Konsumen terdiri atas manusia dan hewan.

c. Pengurai (dekomposer)

Pengurai merupakan organisme yang mendapatkan energi dari menguraikan bahan organik yang berasal dari organisme mati, seperti bakteri, jamur, dan cacing tanah.
contoh Produsen (Padi) - Konsumen (Jerapah) - Dekomposer (Jamur)

2. Lingkungan Abiotik

Unsur abiotik atau unsur fisik adalah unsur lingkungan hidup yang terdiri atas benda-benda mati dan ikut memengaruhi kelangsungan hidupnya (Irwan, 2007).

a. Air

Air merupakan komponen yang menjadi penentu dari kelangsungan hidup makhluk hidup.

b. Tanah

Tanah berfungsi sebagai tempat hidup makhluk hidup dalam suatu ekosistem. Di dalam tanah terdapat mineral penting berupa zat hara yang dibutuhkan oleh makhluk hidup terutama tumbuhan.

c. Udara

Udara merupakan gas komponen penyusun atmosfer bumi. Udara merupakan satu diantara komponen penting bagi keberlangsungan makhluk hidup, seperti oksigen.

d. Cahaya matahari

Cahaya matahari merupakan komponen abiotik utama yang berguna sebagai sumber energi utama bagi kehidupan.

e. Kelembaban

Kelembaban adalah jumlah kadar air yang terdapat di udara. 

f. Suhu

Suhu merupakan komponen yang berpengaruh terhadap proses fisiolgisyang berlangsung di dalam tubuh makhluk hidup.

g. Iklim

Iklim adalah keadaan rata-rata cuaca di wilayah yang sangat luas dalam jangka waktu yang lama.

3. Lingkungan Sosial Budaya

Lingkungan sosial merupakan lingkungan antar manusia atau antar kelompok yang secara langsung maupun tidak langsung memengaruhi individu, termasuk di dalamnya segala norma, aturan, dan adat istiadat yang berlaku dalam masyarakat tertentu. Sedangkan lingkungan budaya adalah benda-benda hasil daya cipta manusia, seperti bangunan, karya seni, sistem kepercayaan, dan tatanan kelembagaan sosial.
Dalam konteks hubungan ini, dapat dicontohkan bahwa manusia melakukan tindakan penebangan hutan untuk dimanfaatkan sumber daya Lingkungan hidup sosial ialah kesatuan ruang dengan sejumlah manusia yang hidup berkelompok sesuai dengan suatu keteraturan sosial dan kebudayaan bersama. Lingkungan budaya ialah kondisi berupa materi maupun non materi yang dihasilkan oleh manusia melalui aktivitas dan kreatifitasnya. kayu dan olahannya. Namun dalam praktiknya, kegiatan tersebut kurang memperhatikan faktor-faktor kelestarian dan daya dukung lingkungan. Maka sebagai reaksinya, menyebabkan terjadinya banjir bandang pada saat musim hujan dengan intensitas yang tinggi. Lingkungan hidup merupakan suatu kesatuan fungsional ruang yang ditempati oleh makhluk hidup bersama dengan benda hidup dan tak hidup lainnya yang saling berinteraksi dan saling memengaruhi dalam bentuk hubungan timbal balik antara satu dengan yang lain. Lingkungan hidup dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu lingkungan hidup alami dan lingkungan hidup buatan.

a. Lingkungan hidup alami

Lingkungan alami terdiri dari komponen biotik, abiotik, organisme kecil, dan semua kondisi yang berfungsi secara dinamis tanpa campur tangan manusia. Lingkungan ini tercipta melalui proses alami.

b. Lingkungan Hidup Buatan

Lingkungan buatan adalah lingkungan yang dibuat oleh manusia secara sadar dengan memanfaatkan penggunaan teknologi, baik menggunakan teknologi sederhana maupun modern, sebagai upaya pemenuhan kebutuhan hidup manusia. Karakteristik lingkungan ini tidak beragam bentuknya, dan hanya terdiri dari satu jenis. Contoh lingkungan buatan termasuk jalan, sekolah, taman, dan kawasan industri.

C. Manfaat Lingkungan

1) Lingkungan sebagai tempat untuk hidup

Lingkungan menjadi tempat beraktivitas makhluk hidup, baik manusia, hewan, maupun tumbuhan. Lingkungan juga berperan sebagai tempat manusia berinteraksi sosial.

2) Lingkungan sebagai penghasil pangan makhluk hidup

Untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, makhluk hidup membutuhkan pangan dan air. Karena itu, makanan dan air menjadi satu diantara hal penting dalam kebutuhan kehidupan.

3) Lingkungan sebagai penyedia sumber daya alam

Satu diantara contoh sumber daya alam yang ada di lingkungan hidup alami adalah gas alam dan minyak bumi. Kedua sumber daya alam tersebut penting untuk dimanfaatkan manusia sebagai pemenuhan kebutuhan hidup. Misalnya, pengolahan bahan bakar dari gas alam dan minyak bumi.

4) Lingkungan sebagai penyedia mikroorganisme

Mikroorganisme diperlukan untuk menguraikan sisa-sisa makhluk hidup yang sudah mati. Melalui sebuah proses yang dilakukan oleh mikroorganisme, sisa-sisa tersebut akan menjadi tanah yang subur.

5) Lingkungan sebagai penyedia oksigen

Setiap makhluk hidup membutuhkan oksigen untuk bernapas. Sama halnya seperti air, jika kekurangan oksigen, makhluk hidup akan lemas, bahkan mati.

6) Sebagai penyedia tanah

Bagi tumbuhan, tanah berfungsi sebagai tempat hidup dan kembangnya. Bagi manusia, tanah berfungsi sebagai tempat berpijak, berkebun, berladang, mendirikan rumah, dan lainnya.
Indikator Keberhasilan Pembangunan

Indikator Keberhasilan Pembangunan

 a. Pertumbuhan Ekonomi

Sebuah paradigma pembangunan yang berkembang saat ini ialah pertumbuhan ekonomi. Jika pertumbuhan ekonomi dalam suatu negara dapat dikatakan maju atau meningkat, pembangunan yang dilakukan oleh negara tersebut dapat dikatakan berhasil (Fitriyani & Rasaili, n.d.). Aspek yang diukur dalam pertumbuhan ekonomi ialah produktivitas masyarakat ataupun produktivitas negara setiap tahunnya yang diukur dengan besarnya Gross National Product (GNP) negara yang bersangkutan.
GNP mengukur hasil produksi keseluruhan dari suatu negara yang jumlah penduduk setiap negara berbeda-beda. Agar dapat membandingkan keadaan pertumbuhan ekonomi suatu negara dengan negara lainnya, digunakan income per kapita (GNP dibagi dengan jumlah penduduk) (Fuady, 2013). Dengan menggunakan cara tersebut, dapat dilihat seberapa besar produksi atau pendapatan rata-rata setiap orang.

b. Pemerataan Distribusi Pendapatan (Rasio Gini)

Rasio Gini digunakan sebagai salah satu cara mengukur keberhasilan pembangunan. Menurut Todaro (dalam Fuady, 2013), rasio Gini adalah sebuah ukuran ketimpangan pendapatan atau kesejahteraan keseluruhan yang angkanya berkisar antara nol (pemerataan sempurna) sampai satu (ketimpangan sempurna). Jika rasio Gini melampaui angka 0,5, artinya ketimpangan pendapatan atau kesejahteraan sudah masuk kategori buruk dan mudah menimbulkan masalah sosial.

c. Indeks Kualitas Hidup (IKH)

Indeks kualitas hidup (physical quality of life index) adalah satu indikator alternatif dalam mengukur kinerja pembangunan suatu negara. Ada tiga indikator yang dijadikan acuan IKH, yaitu tingkat harapan hidup pada usia satu tahun (life expectancy at age), tingkat kematian bayi, dan tingkat melek huruf (literacy) (Arsyad, 2020). Di dalam indeks ini, angka rata-rata harapan hidup dan angka kematian bayi dapat menggambarkan status gizi ibu dan anak, derajat kesehatan, serta lingkungan keluarga yang langsung berasosiasi dengan kesejahteraan keluarga. Pendidikan yang diukur dengan angka melek huruf bisa menggambarkan jumlah penduduk yang mendapatkan akses pendidikan sebagai hasil pembangunan.
Manfaat Flora dan Fauna untuk Kesejahteraan

Manfaat Flora dan Fauna untuk Kesejahteraan

1.Pelestarian Flora dan Fauna untuk Kesejahteraan Manusia


Flora dan fauna bermanfaat bagi kesehatan, ekonomi, dan pelestarian lingkungan sendiri yang penting bagi kesejahteraan manusia Tentu kita merasa sangat bersyukur bisa hidup di Indonesia yang kaya akan keragaman hayati. Namun, berbagai masalah ekonomi, budaya, dan hukum yang terjadi dapat mengancam Keberlangsungan flora dan fauna. Oleh karena itu diperlukan suatu usaha untuk mencegah flora dan fauna menuju kepunahan. Satu diantara upaya tersebut adalah melalui metode konservasi.
Menurut Undang-Undang No. 5 Tahun 1990, konservasi adalah upaya pelestarian sumber daya alam hayati secara berkelanjutan agar terpelihara, mampu mewujudkan keseimbangan ekosistem, dan sumber daya alam hayati. Secara garis besar, konservasi dapat diartikan sebagai pengelolaan biosfer secara aktif dengan tujuan menjaga keanekaragaman flora dan fauna. Ada tiga tujuan konservasi yaitu:
• Menjamin kelestarian fungsi ekosistem sebagai penyangga kehidupan,
• mencegah kepunahan spesies yang disebabkan oleh kerusakan habitat dan pemanfaatan yang tidak terkendali, dan
• menyediakan sumber plasma nuftah atau keanekaragaman genetika

2. Metode Pelestarian Flora dan Fauna

a. Metode In situ


Metode In situ adalah upaya pelestarian keanekaragaman hayati yang dila- kukan langsung di habitat asli flora dan fauna bersangkutan (Samedi, 2015). In situ adalah salah satu strategi pelestarian jangka panjang bagi keanekara gaman hayati yang ada di Indonesia (Christanto, 2014). Pelestarian cara ini mampu melindungi populasi dan komunitas alami di habitat aslinya. Terdapat beberapa metode pelestarian dengan metode in situ.
1) Cagar Alam
Cagar Alam adalah kondisi alam yang memiliki sifat khas dan keunikan flora dan fauna di dalamnya. Contoh: cagar alam maninjau, Kebun Raya Cibodas, dan Pulau Sempu.
2) Taman Nasional
Taman Nasional adalah suatu tempat yang luas, baik di darat maupun di laut, yang mendapatkan perlindungan pemerintah. Perlindungan taman nasional diperlukan untuk tujuan penelitian, pendidikan, pelestarian, dan pariwisata. Contoh: Taman Nasional Komodo, Taman Nasional Ujung Kulon, dan Taman Nasional Kerinci, Taman Nasional Tengger, dan sebagainya.
3) Hutan Lindung
Hutan lindung adalah hutan yang ditetapkan oleh pemerintah untuk dilindungi karena ekosistem di dalamnya berperan penting dalam kese- imbangan lingkungan. Contoh: Hutan Lindung Taman Raya Bung Hatta, Sungai Wain, Gunung Louser, dan sebagainya. Suaka margasatwa merupakan kawasan hutan yang memiliki keunikan jenis satwa yang dilindungi.

b. Metode Ex Situ

Metode ex situ merupakan upaya pelestarian keanekaragaman hayati yang dilakukan di luar habitat asli flora dan fauna. Metode ex situ dilakukan saat habitat asli flora dan fauna mengalami kerusakan yang parah (Widjaja et al.,
2014). Untuk melaksanakannya, diperlukan kehati-hatian dalam melakukan metode eksitu, karena tantangan terbesarnya ialah membuat lingkungan yang mirip tempat habitat flora dan fauna asal. Beberapa bentuk pelestarian metode eksitu yaitu:
1) Taman Hutan Raya.
Taman hutan raya merupakan kawasan pelestarian hutan yang digunakan untuk mengoleksi flora dan fauna asli atau berasal dari tempat lain. Selain itu, taman hutan raya dapat dimanfaatkan sebagai tujuan penelitian dan pendidikan (PP No 28/2011; Perda Sumatra Utara No 9/2013). Contoh: Taman Hutan Raya Cut Nyak Dien dan Taman Hutan Raya Bukit Barisan.
2) Taman Safari.
Taman Safari merupakan salah satu upaya menjaga keanekaragaman hayati dengan membuat lingkungan buatan yang persis/mirip dengan tempat flora dan fauna tersebut berasal. Taman Safari Indonesia menjadi tempat wisata
yang berwawasan lingkungan dan berorientasi habitat satwa pada alam bebas. Selain untuk berwisata, taman safari juga dimanfaatkan sebagai sarana edukasi tentang keanekaragaman fauna di Indonesia. Taman safari sangat menarik untuk dikunjungi, diantaranya, yaitu Taman Safari Bogor Jawa Barat dan Taman Safari Prigen Jawa Timur.
3) Kebun Binatang.
Kebun Binatang merupakan daerah konservasi lingkungan buatan yang dibuat persis sama dengan tempat flora dan fauna berasal (Suteja, 2014), namun setiap spesiesnya terpisah-pisah dengan dibuatkan kandang.
Pengertian, Paradigma, Pendekatan, dan Indikator Pembangunan

Pengertian, Paradigma, Pendekatan, dan Indikator Pembangunan

 1. Pengertian Pembangunan

Istilah pembangunan tentu bukan hal asing bagi kalian. Istilah tersebut sering diperdengarkan dalam pemberitaan media massa atau percakapan seharihari di sekolah dan keluarga. Misalnya pembangunan jalan, gedung sekolah, gedung pemerintah, waduk, lampu jalan, sumur resapan, saluran irigasi, dan masih banyak lagi pembangunan fisik lainnya. Tidak hanya pembangunan fisik, pembangunan nonfisik atau manusia juga sering kita dengarkan dari berbagai sumber. Misalnya ada istilah pembangunan manusia seutuhnya, peningkatan kualitas pendidikan masyarakat, kesehatan, peningkatan kesadaran beragama, keterampilan big data, artificial intelligence, pembangunan demokrasi, dan lain-lain.
Kata yang sering kali digunakan untuk menunjukkan pembangunan adalah perubahan. Namun, tentu tidak setiap perubahan dapat dikatakan pembangunan. Secara sederhana, perubahan yang mengarah pada kebaikan dari keadaan sebelumnya adalah pembangunan (constructive), sedangkan perubahan yang menuju keburukan lebih tepat disebut perusakan (destructive). Beberapa definisi pembangunan menurut para ahli di atas menggambarkan bahwa (1) pembangunan merupakan suatu proses yang di dalamnya ada pertumbuhan, kemajuan, dan perubahan positif. Pembangunan mensyaratkan pertumbuhan, terutama pertumbuhan ekonomi yang positif dan juga kemajuan di berbagai bidang kehidupan, seperti pendidikan, sosial, keagamaan, dan lain-lain. (2) Pembangunan juga menggambarkan perubahan yang lebih menyeluruh. Bukan hanya perubahan fisik, tetapi juga perubahan nonfisik. (3) Pada ujungnya pembangunan bertujuan menyejahterakan kehidupan warga suatu bangsa dalam mencapai cita-cita.

2. Paradigma Pembangunan

Paradigma adalah Seperangkat kepercayaan dasar yang menuntun dan mengarahkan tindakan yang perlu diambil berkaitan dengan ilmu pengetahuan.Dalam pembangunan, paradigma memiliki fungsi yang penting sebagai kerangka pikir, tolok ukur, acuan, parameter, arah, dan tujuan pembangunan. Oleh karena itu, paradigma pembangunan perlu dimiliki untuk menetapkan kebijakan arah pembangunan ke depan agar sesuai dengan tujuannya, yaitu untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Ada 2 paradigma yang biasa digunakan yaitu

a. paradigma pendekatan dari atas (top-down)

Paradigma tersebut menghasilkan program-program yang memiliki tanggung jawab sosial yang hanya berfokus pada pelaksana (pemerintah dan lembaga terkait) serta kelompok tertentu. paradigma ini hanya dilakukan di atas saja dalam artian hanya para pejabat saja dan dilakuakn paradigma ini untuk mensejahterakan rakyat tapi nyatanya tidak melibatkan rakyat sehingga rakyat hanya berperan sebagai objek dan tidak mengetahui terkait proses pembangunan yang dijalnkan.

b. paradigma pendekatan dari bawah (bottom-up)

Paradigma bottom-up akan membantu tercapainya peningkatan kesejahteraan masyarakat sehingga kesenjangan ekonomi dan sosial menjadi berkurang . Paradigma ini juga memberikan wadah penting dengan adanya forum “komunikasi pembangunan” sehingga pelaksana dapat melibatkan seluruh lapisan masyarakat. Pemanfaatan forum dalam pendekatan ini bertujuan untuk memperluas pengetahuan dan mengubah perilaku masyarakat untuk mencapai peningkatan kesejahteraan. Melalui pembangunan bottomup, forum “komunikasi pembangunan” dinilai lebih efektif dan memposisikan masyarakat sebagai subjek daripada sebagai target pembangunan/objek.

3. Pendekatan-Pendekatan Pembangunan

a. Pembangunan Berwawasan Kependudukan (Population Based Development)

Pendekatan Pembangunan Berwawasan Kependudukan (PBK) adalah pembangunan sumber daya manusia. Pendekatan berbasis kependudukan berorientasi pada partisipasi penduduk dan peningkatan kualitas penduduk sebagai tujuan pembangunan PBK menempatkan penduduk sebagai titik sentral. Penduduk menjadi subjek sekaligus objek dalam pembangunan. Pembangunan lebih menekankan pada peningkatan sumber daya manusia dibandingkan dengan peningkatan infrastruktur semata-mata.

1) Latar Belakang Pembangunan Berwawasan Kependudukan
Permasalahan negara berkembang adalah penduduknya itu sendiri yang masih berbelit-belit antara pengendalian kuantitas, peningkatan kualitas, pembangunan keluarga, persebaran, dan pengarahan mobilitas penduduk. Permasalahan lain yang turut serta ialah administrasi kependudukan dengan dinamika pembangunan, seperti kemiskinan, pemenuhan pangan, pembukaan lapangan kerja, kesenjangan sosial, dan pengendalian dampak lingkungan. Tanpa perhatian dan perencanaan yang memadai, upaya pembangunan dalam mencapai perbaikan kesejahteraan penduduk kemungkinan terancam gagal.
Berbagai temuan menunjukkan bahwa kemajuan bangsa sangat ditentukan oleh kualitas penduduknya, bukan oleh kekayaan sumber daya alamnya. Oleh karena itu, aspek kependudukan merupakan faktoryang sangat strategis dalam rangka pembangunan nasional yang berkelanjutan

2) Tujuan Pembangunan Berwawasan Kependudukan
Pembangunan berwawasan kependudukan dianggap sebagai upaya untuk menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing. Melalui pembangunan ini diharapkan dapat mewujudkan penduduk yang maju, mandiri, dan sejahtera yang memiliki hidup selaras dan seimbang dengan daya dukung dan daya tampung lingkungan.

3) Dampak Pembangunan Berwawasan Kependudukan
Dampaknya sumber daya manusia akan semakin bertambah dan pertumbukan ekonomi akan semakin terjamin bukan hanya itu tapi tata kelola dalam pemerintahan muklai dari desa juga akan di kelola dengan baik karena sumber daya manusianya sudah meningkat . Pembangunan berwawasan kependudukan berjalan dengan baik ketika program yang dilaksanakan pemerintah memprioritaskan pendekatan dari bawah ke atas. Pendekatan bergerak artinya program-program yang dilaksanakan ialah program-program yang mendukung masyarakat, khususnya masyarakat desa.

4) Implementasi Pembangunan Berwawasan Kependudukan
Untuk mewujudkan pembangunan berwawasan kependudukan, maka harus diciptakan suatu kondisi masyarakat yang sudah mampu menerapkan perilaku hidup yang berwawasan kependudukan.Masyarakat berwawasan kependudukan maksudnya meyakini bahwa fertilitas(kemampuan untuk menghasilkan keturunan), mortalitas (etika), dan migrasi(perpindahan penduduk) harus dipertimbangkan dengan saksama melalui penalaran akal dan hati nurani agar dapat memberi makna yang berguna bagi kehidupan keluarga, masyarakat, bangsa, dan negara.
Kebijakan dan strategi yang dapat ditempuh ialah mengaktifkan program Keluarga Berencana (KB) dengan meningkatkan pelayanan yang terjangkau dan berkualitas.

b. Pembangunan Berwawasan Lingkungan (Environmental Based Development)

Pendekatan pembangunan berwawasan lingkungan bukanlah pendekatan yang asing didengar. Pendekatan ini juga disebut dengan pendekatan berwawasan lingkungan. Kita mengenal pendekatan ini sebagai konsep pembangunan yang sangat memperhatikan kondisi alam dan menjaganya agar tetap lestari.
Pembangunan mengandung dua konsep penting. Pertama, gagasan kebutuhan, khususnya kebutuhan pokok manusia untuk menopang hidup dengan prioritas masyarakat miskin. Kedua, gagasan keterbatasan, yaitu keterbatasan kemampuan lingkungan untuk memenuhi kebutuhan, baik masa kini maupun masa yang akan datang.
Pembangunan berwawasan lingkungan adalah  upaya yang dilakukan secara sadar dan terencana dalam memanfaatkan dan mengelola sumber daya alam secara bijaksana yang berkesinambungan untuk meningkatkan kualitas hidup.

1) Latar Belakang Pembangunan Berwawasan Lingkungan
Kemajuan ilmu teknologi yang terjadi selama revolusi industri memberikan kesejahteraan bagi manusia. Namun, hasil itu juga harus dibayar mahal dengan dampak buruk yang mengganggu kelestarian lingkungan. Pertumbuhan industri terbukti membuat pencemaran limbah dan erosi pada tanah pertanian yang menyebabkan terjadinya proses penggaraman atau penggurunan pada lahan produktif.

2) Tujuan Pembangunan Berwawasan Lingkungan
Pembangunan berwawasan lingkungan merupakan upaya membangun dengan tidak mengganggu keseimbangan ekosistem dan memperhatikan perlindungan dan pengembangannya.Berikut beberapa tujuan dalam pelaksanaan pembangunan berwawasan lingkungan.
• Menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara efisien, efektif, berkeadilan, dan berkelanjutan.
• Mengoptimalkan partisipasi masyarakat.
• Menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, dan pengawasan.
• Tercapainya keselarasan, keserasian, dan keseimbangan antara manusia dan lingkungan hidup.
• Terwujudnya manusia Indonesia sebagai insan lingkungan hidup yang memiliki sikap dan tindakan yang melindungi lingkungan hidup.
• Terjaminnya kepentingan generasi sekarang dan generasi yang akan datang.
• Terkendalinya pemanfaatan sumber daya alam secara bijaksana.
• Terlindunginya wilayah Indonesia dari pengaruh negatif pembangunan, seperti pencemaran tanah, air, dan udara.

3) Dampak Pembangunan Berwawasan Lingkungan
Pembangunan yang dilakukan dengan pemanfaatan dan pengelolaan yang baik tentu akan memberikan hasil yang baik. Kehidupan akan memiliki mutu yang lebih baik dari aspek lingkungan, alam, dan manusianya. Tujuan pembangunan berwawasan lingkungan diharapkan dapat memenuhi kebutuhan hidup manusia tanpa mengganggu kelestarian alam. Berikut beberapa dampak atau manfaat pembangunan berwawasan lingkungan.
• Mencegah terjadinya kerusakan yang besar. Misalnya memanfaatkan dan mengelola sumber daya alam agar selalu dalam jumlah yang cukup, kualitas lingkungan yang baik, serta bertahan lama.
• Memulihkan sumber daya alam terutama tiga gatra (udara, air, dan tanah). Misalnya menggunakan pupuk organik agar kesuburan tanah terjaga dan meningkat.
• Meningkatkan kualitas lingkungan yang berkaitan dengan kelangsungan kualitas hidup.
• Memberikan pola pemanfaatan sumber daya alam altenatif ke depan. Misalnya penggunaan kendaraan listrik bebas emisi.

4) Implementasi Pembangunan Berwawasan Lingkungan
Bentuk implementasi pembangunan berwawasan lingkungan dapat dilakukan dengan melakukan reboisasi (penghijauan), menanam pohon, dan membiasakan gerakan bersih lingkungan.

c. Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development)

Prinsip pembangunan berkelanjutan adalah pembangunan yang terjadi pada generasi saat ini jangan sampai mengorbankan generasi yang akan datang dalam hal kesejahteraan sosial yang lebih rendah. Pembangunan berkelanjutan adalah suatu proses perubahan yang menyangkut seluruh aktivitas investasi, eksploitasi sumber daya, pengembangan teknologi, dan perubahan kelembagaan berada dalam keadaan selaras yang mampu meningkatkan potensi untuk generasi masa kini dan masa depan dalam memenuhi kebutuhan.

1) Latar Belakang Pembangunan Berkelanjutan
Pembangunan berkelanjutan berakar dari gagasan mengenai keberlanjutan dalam pengelolaan hutan yang dikembangkan di Eropa sepanjang abad ketujuh belas dan kedelapan belas. Pengelolaan hutan yang berakibat pada eksploitasi berlebihan menyebabkan menipisnya sumber daya kayu di wilayah Inggris (Michelsen et al., 2016). Akibat kerusakan itu, muncul suatu pendapat tentang kegiatan menabur dan menanam pohon sebagai sebuah kewajiban nasional bagi setiap pemilik tanah dengan tujuan untuk mengurangi bahkan menghentikan eksploitasi berlebihan yang merusak sumber daya alam.

2) Tujuan Pembangunan Berkelanjutan
Tujuan dari pembangunan berkelanjutan adalah untuk menghasilkan serangkaian tujuan universal yang memenuhi tantangan lingkungan, politik, dan ekonomi yang dihadapi dunia kita.
Pembangunan berkelanjutan adalah komitmen yang berani untuk menyelesaikan apa yang kita mulai, dan mengatasi beberapa tantangan yang lebih mendesak yang dihadapi dunia saat ini.

3) Dampak Pembangunan Berkelanjutan
Pembangunan berkelanjutan dalam jangka panjang dapat memberikan solusi bagaimana dunia bekerja dengan merencanakan kegiatan dan pertumbuhan ekonomi. Ada tiga hal yang menjadi prioritas keberlanjutan, yaitu planet di urutan pertama, manusia di urutan kedua, dan produksi di urutan ketiga. Pembangunan berkelanjutan yang dilakukan dengan benar akan menciptakan ketahanan lingkungan. Manfaat lain dari pembangunan berkelanjutan adalah membantu manusia mengurangi pemborosan dan memangkas biaya. Misalnya, dengan pertanian berkelanjutan akan membantu kita mengurangi pemborosan hasil pertanian, yang bisa mencapai 40 persen. Pembangunan berkelanjutan di bidang infrastruktur juga dapat membantu memenuhi kebutuhan layanan esensial masyarakat seperti jembatan, jalan, dan pembangkit listrik tenaga air. Dampak positif dari pembangunan adalah dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat, baik dari segi kualitas fisik, turunnya angka kematian, serta meningkatkan angka kesejahteraan.
4) Implementasi Pembangunan Berkelanjutan
Penerapan pembangunan berkelanjutan sudah merupakan suatu kebutuhan. Agenda 2030 untuk pembangunan berkelanjutan telah mengubah paradigma pembangunan yang lazim hingga saat ini. Tiga komponen pembangunan berkelanjutan (lingkungan, ekonomi, dan sosial) harus membentuk satu
kesatuan yang seimbang. Adapun pondasi utama dalam pembangunan ialah kreativitas, warisan, pengetahuan, dan keragaman. Pondasi ini disebut dengan budaya. Budaya menjadi modal pengetahuan dalam sektor kegiatan ekonomi untuk membantu mendorong keberlanjutan, melalui pembangunan ekonomi dan kelestarian lingkungan yang inklusif dan seimbang, yang beriringan dengan membangun perdamaian dan keamanan. Kegiatan budaya, dari produk, jasa, dan warisan memiliki nilainya sendiri melalui identitas, makna, dan nilai bagi kehidupan manusia sehingga menjadi dimensi yang tak terpisahkan (Asmin, 2018).

d. Pembangunan Berpusat pada Manusia (People Center Development)

Pembangunan berpusat pada manusia ini disebut juga dengan pembangunan berpusat pada masyarakat (people center development).Pembangunan yang berpusat pada manusia adalah pendekatanpembangunan yang berfokus pada peningkatan kemandirian, keadilan sosial, dan pengambilan keputusan partisipatif terhadap masyarakat lokal. Fokus sentral proses pembangunan adalah meningkatkan perkembangan dan kesejahteraan manusia, persamaan dan sustainability (keberlanjutan). Pada proses ini pemerintah berperan sebagai fasilitator. Pemerintah berperan dalam menciptakan lingkungan sosial yang memungkinkan manusia dapat mengembangkan potensinya lebih besar. Pembangunan yang berpusat pada manusia lebih mengedepankan pada partisipasi manusia dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengawasi program pembangunan yang menyangkut hajat hidup mereka sendiri (Purwowibowo et al., 2018).

1) Latar Belakang Pembangunan Berpusat pada Manusia
Pemahaman tentang pembangunan yang berpusatkan pada manusia muncul karena adanya pemahaman tentang ekologi manusia yang menjadi pusat perhatian pembangunan. Peran dan perilaku manusia sebagai bagian dari makhluk hidup dipelajari secara khusus dalam ekologi manusia sehingga pengkajian dipusatkan pada manusia (baik sebagai individu maupun sebagai populasi) dalam ekosistem. Seluruh manusia, baik itu generasi sekarang maupun mendatang, haruslah menjadi yang utama dalam pembangunan. Pembangunan tidak boleh menyingkirkan sebagian atau besar masyarakat demi segelintir yang lain (Hikmat, 2014).

2) Tujuan Pembangunan Berpusat pada Manusia
Pembangunan model ini bertujuan mempertinggi tingkat partisipasi masyarakat, komunikasi, kelompok masyarakat adat, perempuan, anak-anak, dan lain-lain. Memandang remaja dan anak-anak sebagai peserta aktif dalam segala bentuk kegiatan dalam menemukan solusi konstruktif. Pembangunan model ini memberikan manusia kesempatan untuk mengembangkan kepandaian yang kreatif bagi masa depannya sendiri dan masa depan masyarakat. Pembangunan berpusat pada manusia ini dapat mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap birokrasi, lebih menjamin pertumbuhan kapasitas mandiri masyarakat menuju pembangunan berkelanjutan, dan menciptakan masyarakat yang lebih maju (Sudarmanto, et al., 2020).

3) Dampak Pembangunan Berpusat pada Manusia
Selain memandang manusia sebagai masyarakat, pembangunan model ini memandang manusia sebagai fokus utama dan sumber utama pembangunan di segala bidang. Perubahan dalam masyarakat terjadi di semua bidang,yaitu bidang politik, bahasa, kesenian, hiburan, dan terutama di bidang ekonomi.Salah satu hasil dari pengembangan model ini adalah dimulainya pemberdayaan dengan memberikan motivasi, pelatihan keterampilan, dukungan bisnis, nasihat bisnis, dan pendapatan bagi perempuan.

4) Implementasi Pembangunan Berpusat pada Manusia
Model pembangunan yang berpusat pada manusia dilakukan dengan adanya empowerment (pemberdayaan). Salah satu strategi yang dikembangkan dalam konsep PCD (People Centered Development) yang menekankan pemberdayaan pada masyarakat adalah Wahana Kesejahteraan Sosial Berbasis Masyarakat (WKSBM). Keputusan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor 42/ HUK/2004 membahas tentang Pedoman Pelaksanaan Pemberdayaan Wahana Kesejahteraan Sosial Berbasis Masyarakat. WKSBM merupakan sistem kerja sama yang terjadi antarmasyarakat dalam bentuk kelompok atau lembaga (RT, RW, kelompok usaha ekonomi produktif, kelompok tani, kelompok pengajian, dasawisma, dan lain-lain). Kelompok atau lembaga yang tumbuh melalui proses alamiah dan tradisional maupun lembaga dibentuk dan dikembangkan oleh masyarakat lokal, yang dapat menumbuhkan interaksi lokal dalam pelaksanaan tugas.
Salah satu implementasi WKSBM ini ada di Desa Jetis, Saptosari, Gunungkidul, Yogyakarta. Salah satu bentuk kegiatan WKSBM yang diusung oleh Dinas Sosial DIY adalah pengumpulan beras. Kegiatan pengumpulan beras ini dilakukan hampir setiap bulan dari masing-masing RT setiap ada pertemuan, misalnya rapat atau arisan. Beras yang dikumpulkan tersebut akan dibagi di setiap minggu awal bulan kepada lansia yang berhak menerima dan membutuhkan. Jumlah pendistribusian beras yang dilakukan WKSBM ini berjumlah 2,5 kg beras yang diberikan minimal setiap dua bulan sekali. Pembagian beras dilakukan secara bertahap, tetapi mengutamakan 25 orang setiap pembagian beras (Sumariyanti, 2017).

Faktor-Faktor yang Memengaruhi Sebaran Flora dan Fauna

 a. Iklim

Iklim menggambarkan keadaan rata-rata suhu udara, curah hujan, penyinaran
matahari, kelembaban, dan tekanan udara dalam waktu yang lama di wilayah
yang luas (Geologinesia, 2020)

1. Suhu udara

Suhu udara menggambarkan panas dinginnya udara di atmosfer Bumi.Suhu udara dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain  penyinaran matahari dan ketinggian tempat.Semakin tinggi suatu tempat semakin dingin suhu udaranya.

2. Kelembaban udara

Kelembaban udara menunjukkan tingkat uap air yang terkandung dalam udara (Friadi & Junadhi, 2019).
- tumbuhan yang tahan di lingkungan kering atau kelembaban udara sangat rendah, seperti kaktus.
-tumbuhan yang cocok hidup di lingkungan lembab tetapi tidak basah, contohnya anggrek dan cendawan.
- tumbuhan yang cocok hidup di kawasan basah, seperti teratai, eceng gondok, dan selada air
- tumbuhan yang dapat beradaptasi di daerah yang memiliki musim hujan dan musim kemarau pohon Jati

b. Curah Hujan

Hujan merupakan fenomena alam berupa perubahan titik-titik air menjadi air yang jatuh dari atmosfer ke permukaan bumi. Sebaran curah hujan yang tidak merata mengakibatkan tumbuhan dan hewan yang berada di suatu daerah berbeda-beda.diantaranya

c. Topografi

Topografi berkaitan tentang bentuk muka bumi ketinggian tempat (topografi) juga mempengaruhi perubahan suhu udara. Semakin tinggi suatu tempat semakin rendah suhu udaranya (udara makin dingin). Dan, sebaliknya semakin rendah daerah semakin tinggi suhu udaranya (udara semakin panas). Oleh karena itu ketinggian suatu tempat berpengaruh terhadap suhu udara suatu wilayah (Fajri, 2017).

d. Tanah

Tanah merupakan media hidup utama berbagai jenis flora di muka Bumi (Notohadiprawiro, 1998).Tanah banyak mengandung unsur kimia yang menentukan tingkat kesuburannya.
Contoh, di Jawa bagian selatan dan utara banyak tumbuh hutan jati, karena tanahnya mengandung kapur yang cocok untuk tanaman tersebut. Sementara di Jawa bagian tengah tumbuh berbagai jenis  tanaman karena tanahnya subur, mengandung banyak unsur hara dan tersedia air. Sedangkan di wilayah Indonesia timur, seperti Wilayah Nusa Tenggara banyak dijumpai savana karena curah hujannya sedikit.

e. Manusia, Hewan dan Tumbuh-Tumbuhan

Manusia memiliki kemampuan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi yang dapat mengubah lingkungan dengan memindahkan tumbuhan dari satu tempat ke tempat yang lain (Siahaan, 2017). Contoh saat ini ialah mulai banyak pohon kurma yang berasal dari Wilayah Timur Tengah dipindahkan ke Indonesia. Terdapat banyak pohon pisang dari luar negeri yang dibudidayakan di Indonesia.
Hewan juga memiliki kemampuan untuk menyebarkan tanaman dari satu tempat ke tempat lain. Beberapa jenis hewan memiliki perilaku memindahkan biji-bijian setelah dimakan dagingnya. Contoh: kalong mampu memindahkan biji durian, serangga mampu membantu penyerbukan(proses kawin tumbuhan), dan kelelawar, burung, serta tupai membantu dalam penyebaran biji tumbuhan.
Tanah yang subur memungkinkan terjadi perkembangan kehidupan tumbuh-tumbuhan dan juga memengaruhi kehidupan faunanya. Contoh bakteri saprofit(bakteri pengurai) membantu penghancuran sampah-sampah di tanah sehingga dapat menyuburkan tanah. Peningkatan kesuburan tanah tersebut akan memungkinkan tumbuhnya berbagai jenis tumbuhan yang disebarkan oleh manusia atau hewan secara tidak sengaja.