Indikator Keberhasilan Pembangunan

Indikator Keberhasilan Pembangunan

 a. Pertumbuhan Ekonomi

Sebuah paradigma pembangunan yang berkembang saat ini ialah pertumbuhan ekonomi. Jika pertumbuhan ekonomi dalam suatu negara dapat dikatakan maju atau meningkat, pembangunan yang dilakukan oleh negara tersebut dapat dikatakan berhasil (Fitriyani & Rasaili, n.d.). Aspek yang diukur dalam pertumbuhan ekonomi ialah produktivitas masyarakat ataupun produktivitas negara setiap tahunnya yang diukur dengan besarnya Gross National Product (GNP) negara yang bersangkutan.
GNP mengukur hasil produksi keseluruhan dari suatu negara yang jumlah penduduk setiap negara berbeda-beda. Agar dapat membandingkan keadaan pertumbuhan ekonomi suatu negara dengan negara lainnya, digunakan income per kapita (GNP dibagi dengan jumlah penduduk) (Fuady, 2013). Dengan menggunakan cara tersebut, dapat dilihat seberapa besar produksi atau pendapatan rata-rata setiap orang.

b. Pemerataan Distribusi Pendapatan (Rasio Gini)

Rasio Gini digunakan sebagai salah satu cara mengukur keberhasilan pembangunan. Menurut Todaro (dalam Fuady, 2013), rasio Gini adalah sebuah ukuran ketimpangan pendapatan atau kesejahteraan keseluruhan yang angkanya berkisar antara nol (pemerataan sempurna) sampai satu (ketimpangan sempurna). Jika rasio Gini melampaui angka 0,5, artinya ketimpangan pendapatan atau kesejahteraan sudah masuk kategori buruk dan mudah menimbulkan masalah sosial.

c. Indeks Kualitas Hidup (IKH)

Indeks kualitas hidup (physical quality of life index) adalah satu indikator alternatif dalam mengukur kinerja pembangunan suatu negara. Ada tiga indikator yang dijadikan acuan IKH, yaitu tingkat harapan hidup pada usia satu tahun (life expectancy at age), tingkat kematian bayi, dan tingkat melek huruf (literacy) (Arsyad, 2020). Di dalam indeks ini, angka rata-rata harapan hidup dan angka kematian bayi dapat menggambarkan status gizi ibu dan anak, derajat kesehatan, serta lingkungan keluarga yang langsung berasosiasi dengan kesejahteraan keluarga. Pendidikan yang diukur dengan angka melek huruf bisa menggambarkan jumlah penduduk yang mendapatkan akses pendidikan sebagai hasil pembangunan.
Pengertian, Paradigma, Pendekatan, dan Indikator Pembangunan

Pengertian, Paradigma, Pendekatan, dan Indikator Pembangunan

 1. Pengertian Pembangunan

Istilah pembangunan tentu bukan hal asing bagi kalian. Istilah tersebut sering diperdengarkan dalam pemberitaan media massa atau percakapan seharihari di sekolah dan keluarga. Misalnya pembangunan jalan, gedung sekolah, gedung pemerintah, waduk, lampu jalan, sumur resapan, saluran irigasi, dan masih banyak lagi pembangunan fisik lainnya. Tidak hanya pembangunan fisik, pembangunan nonfisik atau manusia juga sering kita dengarkan dari berbagai sumber. Misalnya ada istilah pembangunan manusia seutuhnya, peningkatan kualitas pendidikan masyarakat, kesehatan, peningkatan kesadaran beragama, keterampilan big data, artificial intelligence, pembangunan demokrasi, dan lain-lain.
Kata yang sering kali digunakan untuk menunjukkan pembangunan adalah perubahan. Namun, tentu tidak setiap perubahan dapat dikatakan pembangunan. Secara sederhana, perubahan yang mengarah pada kebaikan dari keadaan sebelumnya adalah pembangunan (constructive), sedangkan perubahan yang menuju keburukan lebih tepat disebut perusakan (destructive). Beberapa definisi pembangunan menurut para ahli di atas menggambarkan bahwa (1) pembangunan merupakan suatu proses yang di dalamnya ada pertumbuhan, kemajuan, dan perubahan positif. Pembangunan mensyaratkan pertumbuhan, terutama pertumbuhan ekonomi yang positif dan juga kemajuan di berbagai bidang kehidupan, seperti pendidikan, sosial, keagamaan, dan lain-lain. (2) Pembangunan juga menggambarkan perubahan yang lebih menyeluruh. Bukan hanya perubahan fisik, tetapi juga perubahan nonfisik. (3) Pada ujungnya pembangunan bertujuan menyejahterakan kehidupan warga suatu bangsa dalam mencapai cita-cita.

2. Paradigma Pembangunan

Paradigma adalah Seperangkat kepercayaan dasar yang menuntun dan mengarahkan tindakan yang perlu diambil berkaitan dengan ilmu pengetahuan.Dalam pembangunan, paradigma memiliki fungsi yang penting sebagai kerangka pikir, tolok ukur, acuan, parameter, arah, dan tujuan pembangunan. Oleh karena itu, paradigma pembangunan perlu dimiliki untuk menetapkan kebijakan arah pembangunan ke depan agar sesuai dengan tujuannya, yaitu untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Ada 2 paradigma yang biasa digunakan yaitu

a. paradigma pendekatan dari atas (top-down)

Paradigma tersebut menghasilkan program-program yang memiliki tanggung jawab sosial yang hanya berfokus pada pelaksana (pemerintah dan lembaga terkait) serta kelompok tertentu. paradigma ini hanya dilakukan di atas saja dalam artian hanya para pejabat saja dan dilakuakn paradigma ini untuk mensejahterakan rakyat tapi nyatanya tidak melibatkan rakyat sehingga rakyat hanya berperan sebagai objek dan tidak mengetahui terkait proses pembangunan yang dijalnkan.

b. paradigma pendekatan dari bawah (bottom-up)

Paradigma bottom-up akan membantu tercapainya peningkatan kesejahteraan masyarakat sehingga kesenjangan ekonomi dan sosial menjadi berkurang . Paradigma ini juga memberikan wadah penting dengan adanya forum “komunikasi pembangunan” sehingga pelaksana dapat melibatkan seluruh lapisan masyarakat. Pemanfaatan forum dalam pendekatan ini bertujuan untuk memperluas pengetahuan dan mengubah perilaku masyarakat untuk mencapai peningkatan kesejahteraan. Melalui pembangunan bottomup, forum “komunikasi pembangunan” dinilai lebih efektif dan memposisikan masyarakat sebagai subjek daripada sebagai target pembangunan/objek.

3. Pendekatan-Pendekatan Pembangunan

a. Pembangunan Berwawasan Kependudukan (Population Based Development)

Pendekatan Pembangunan Berwawasan Kependudukan (PBK) adalah pembangunan sumber daya manusia. Pendekatan berbasis kependudukan berorientasi pada partisipasi penduduk dan peningkatan kualitas penduduk sebagai tujuan pembangunan PBK menempatkan penduduk sebagai titik sentral. Penduduk menjadi subjek sekaligus objek dalam pembangunan. Pembangunan lebih menekankan pada peningkatan sumber daya manusia dibandingkan dengan peningkatan infrastruktur semata-mata.

1) Latar Belakang Pembangunan Berwawasan Kependudukan
Permasalahan negara berkembang adalah penduduknya itu sendiri yang masih berbelit-belit antara pengendalian kuantitas, peningkatan kualitas, pembangunan keluarga, persebaran, dan pengarahan mobilitas penduduk. Permasalahan lain yang turut serta ialah administrasi kependudukan dengan dinamika pembangunan, seperti kemiskinan, pemenuhan pangan, pembukaan lapangan kerja, kesenjangan sosial, dan pengendalian dampak lingkungan. Tanpa perhatian dan perencanaan yang memadai, upaya pembangunan dalam mencapai perbaikan kesejahteraan penduduk kemungkinan terancam gagal.
Berbagai temuan menunjukkan bahwa kemajuan bangsa sangat ditentukan oleh kualitas penduduknya, bukan oleh kekayaan sumber daya alamnya. Oleh karena itu, aspek kependudukan merupakan faktoryang sangat strategis dalam rangka pembangunan nasional yang berkelanjutan

2) Tujuan Pembangunan Berwawasan Kependudukan
Pembangunan berwawasan kependudukan dianggap sebagai upaya untuk menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing. Melalui pembangunan ini diharapkan dapat mewujudkan penduduk yang maju, mandiri, dan sejahtera yang memiliki hidup selaras dan seimbang dengan daya dukung dan daya tampung lingkungan.

3) Dampak Pembangunan Berwawasan Kependudukan
Dampaknya sumber daya manusia akan semakin bertambah dan pertumbukan ekonomi akan semakin terjamin bukan hanya itu tapi tata kelola dalam pemerintahan muklai dari desa juga akan di kelola dengan baik karena sumber daya manusianya sudah meningkat . Pembangunan berwawasan kependudukan berjalan dengan baik ketika program yang dilaksanakan pemerintah memprioritaskan pendekatan dari bawah ke atas. Pendekatan bergerak artinya program-program yang dilaksanakan ialah program-program yang mendukung masyarakat, khususnya masyarakat desa.

4) Implementasi Pembangunan Berwawasan Kependudukan
Untuk mewujudkan pembangunan berwawasan kependudukan, maka harus diciptakan suatu kondisi masyarakat yang sudah mampu menerapkan perilaku hidup yang berwawasan kependudukan.Masyarakat berwawasan kependudukan maksudnya meyakini bahwa fertilitas(kemampuan untuk menghasilkan keturunan), mortalitas (etika), dan migrasi(perpindahan penduduk) harus dipertimbangkan dengan saksama melalui penalaran akal dan hati nurani agar dapat memberi makna yang berguna bagi kehidupan keluarga, masyarakat, bangsa, dan negara.
Kebijakan dan strategi yang dapat ditempuh ialah mengaktifkan program Keluarga Berencana (KB) dengan meningkatkan pelayanan yang terjangkau dan berkualitas.

b. Pembangunan Berwawasan Lingkungan (Environmental Based Development)

Pendekatan pembangunan berwawasan lingkungan bukanlah pendekatan yang asing didengar. Pendekatan ini juga disebut dengan pendekatan berwawasan lingkungan. Kita mengenal pendekatan ini sebagai konsep pembangunan yang sangat memperhatikan kondisi alam dan menjaganya agar tetap lestari.
Pembangunan mengandung dua konsep penting. Pertama, gagasan kebutuhan, khususnya kebutuhan pokok manusia untuk menopang hidup dengan prioritas masyarakat miskin. Kedua, gagasan keterbatasan, yaitu keterbatasan kemampuan lingkungan untuk memenuhi kebutuhan, baik masa kini maupun masa yang akan datang.
Pembangunan berwawasan lingkungan adalah  upaya yang dilakukan secara sadar dan terencana dalam memanfaatkan dan mengelola sumber daya alam secara bijaksana yang berkesinambungan untuk meningkatkan kualitas hidup.

1) Latar Belakang Pembangunan Berwawasan Lingkungan
Kemajuan ilmu teknologi yang terjadi selama revolusi industri memberikan kesejahteraan bagi manusia. Namun, hasil itu juga harus dibayar mahal dengan dampak buruk yang mengganggu kelestarian lingkungan. Pertumbuhan industri terbukti membuat pencemaran limbah dan erosi pada tanah pertanian yang menyebabkan terjadinya proses penggaraman atau penggurunan pada lahan produktif.

2) Tujuan Pembangunan Berwawasan Lingkungan
Pembangunan berwawasan lingkungan merupakan upaya membangun dengan tidak mengganggu keseimbangan ekosistem dan memperhatikan perlindungan dan pengembangannya.Berikut beberapa tujuan dalam pelaksanaan pembangunan berwawasan lingkungan.
• Menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara efisien, efektif, berkeadilan, dan berkelanjutan.
• Mengoptimalkan partisipasi masyarakat.
• Menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, dan pengawasan.
• Tercapainya keselarasan, keserasian, dan keseimbangan antara manusia dan lingkungan hidup.
• Terwujudnya manusia Indonesia sebagai insan lingkungan hidup yang memiliki sikap dan tindakan yang melindungi lingkungan hidup.
• Terjaminnya kepentingan generasi sekarang dan generasi yang akan datang.
• Terkendalinya pemanfaatan sumber daya alam secara bijaksana.
• Terlindunginya wilayah Indonesia dari pengaruh negatif pembangunan, seperti pencemaran tanah, air, dan udara.

3) Dampak Pembangunan Berwawasan Lingkungan
Pembangunan yang dilakukan dengan pemanfaatan dan pengelolaan yang baik tentu akan memberikan hasil yang baik. Kehidupan akan memiliki mutu yang lebih baik dari aspek lingkungan, alam, dan manusianya. Tujuan pembangunan berwawasan lingkungan diharapkan dapat memenuhi kebutuhan hidup manusia tanpa mengganggu kelestarian alam. Berikut beberapa dampak atau manfaat pembangunan berwawasan lingkungan.
• Mencegah terjadinya kerusakan yang besar. Misalnya memanfaatkan dan mengelola sumber daya alam agar selalu dalam jumlah yang cukup, kualitas lingkungan yang baik, serta bertahan lama.
• Memulihkan sumber daya alam terutama tiga gatra (udara, air, dan tanah). Misalnya menggunakan pupuk organik agar kesuburan tanah terjaga dan meningkat.
• Meningkatkan kualitas lingkungan yang berkaitan dengan kelangsungan kualitas hidup.
• Memberikan pola pemanfaatan sumber daya alam altenatif ke depan. Misalnya penggunaan kendaraan listrik bebas emisi.

4) Implementasi Pembangunan Berwawasan Lingkungan
Bentuk implementasi pembangunan berwawasan lingkungan dapat dilakukan dengan melakukan reboisasi (penghijauan), menanam pohon, dan membiasakan gerakan bersih lingkungan.

c. Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development)

Prinsip pembangunan berkelanjutan adalah pembangunan yang terjadi pada generasi saat ini jangan sampai mengorbankan generasi yang akan datang dalam hal kesejahteraan sosial yang lebih rendah. Pembangunan berkelanjutan adalah suatu proses perubahan yang menyangkut seluruh aktivitas investasi, eksploitasi sumber daya, pengembangan teknologi, dan perubahan kelembagaan berada dalam keadaan selaras yang mampu meningkatkan potensi untuk generasi masa kini dan masa depan dalam memenuhi kebutuhan.

1) Latar Belakang Pembangunan Berkelanjutan
Pembangunan berkelanjutan berakar dari gagasan mengenai keberlanjutan dalam pengelolaan hutan yang dikembangkan di Eropa sepanjang abad ketujuh belas dan kedelapan belas. Pengelolaan hutan yang berakibat pada eksploitasi berlebihan menyebabkan menipisnya sumber daya kayu di wilayah Inggris (Michelsen et al., 2016). Akibat kerusakan itu, muncul suatu pendapat tentang kegiatan menabur dan menanam pohon sebagai sebuah kewajiban nasional bagi setiap pemilik tanah dengan tujuan untuk mengurangi bahkan menghentikan eksploitasi berlebihan yang merusak sumber daya alam.

2) Tujuan Pembangunan Berkelanjutan
Tujuan dari pembangunan berkelanjutan adalah untuk menghasilkan serangkaian tujuan universal yang memenuhi tantangan lingkungan, politik, dan ekonomi yang dihadapi dunia kita.
Pembangunan berkelanjutan adalah komitmen yang berani untuk menyelesaikan apa yang kita mulai, dan mengatasi beberapa tantangan yang lebih mendesak yang dihadapi dunia saat ini.

3) Dampak Pembangunan Berkelanjutan
Pembangunan berkelanjutan dalam jangka panjang dapat memberikan solusi bagaimana dunia bekerja dengan merencanakan kegiatan dan pertumbuhan ekonomi. Ada tiga hal yang menjadi prioritas keberlanjutan, yaitu planet di urutan pertama, manusia di urutan kedua, dan produksi di urutan ketiga. Pembangunan berkelanjutan yang dilakukan dengan benar akan menciptakan ketahanan lingkungan. Manfaat lain dari pembangunan berkelanjutan adalah membantu manusia mengurangi pemborosan dan memangkas biaya. Misalnya, dengan pertanian berkelanjutan akan membantu kita mengurangi pemborosan hasil pertanian, yang bisa mencapai 40 persen. Pembangunan berkelanjutan di bidang infrastruktur juga dapat membantu memenuhi kebutuhan layanan esensial masyarakat seperti jembatan, jalan, dan pembangkit listrik tenaga air. Dampak positif dari pembangunan adalah dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat, baik dari segi kualitas fisik, turunnya angka kematian, serta meningkatkan angka kesejahteraan.
4) Implementasi Pembangunan Berkelanjutan
Penerapan pembangunan berkelanjutan sudah merupakan suatu kebutuhan. Agenda 2030 untuk pembangunan berkelanjutan telah mengubah paradigma pembangunan yang lazim hingga saat ini. Tiga komponen pembangunan berkelanjutan (lingkungan, ekonomi, dan sosial) harus membentuk satu
kesatuan yang seimbang. Adapun pondasi utama dalam pembangunan ialah kreativitas, warisan, pengetahuan, dan keragaman. Pondasi ini disebut dengan budaya. Budaya menjadi modal pengetahuan dalam sektor kegiatan ekonomi untuk membantu mendorong keberlanjutan, melalui pembangunan ekonomi dan kelestarian lingkungan yang inklusif dan seimbang, yang beriringan dengan membangun perdamaian dan keamanan. Kegiatan budaya, dari produk, jasa, dan warisan memiliki nilainya sendiri melalui identitas, makna, dan nilai bagi kehidupan manusia sehingga menjadi dimensi yang tak terpisahkan (Asmin, 2018).

d. Pembangunan Berpusat pada Manusia (People Center Development)

Pembangunan berpusat pada manusia ini disebut juga dengan pembangunan berpusat pada masyarakat (people center development).Pembangunan yang berpusat pada manusia adalah pendekatanpembangunan yang berfokus pada peningkatan kemandirian, keadilan sosial, dan pengambilan keputusan partisipatif terhadap masyarakat lokal. Fokus sentral proses pembangunan adalah meningkatkan perkembangan dan kesejahteraan manusia, persamaan dan sustainability (keberlanjutan). Pada proses ini pemerintah berperan sebagai fasilitator. Pemerintah berperan dalam menciptakan lingkungan sosial yang memungkinkan manusia dapat mengembangkan potensinya lebih besar. Pembangunan yang berpusat pada manusia lebih mengedepankan pada partisipasi manusia dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengawasi program pembangunan yang menyangkut hajat hidup mereka sendiri (Purwowibowo et al., 2018).

1) Latar Belakang Pembangunan Berpusat pada Manusia
Pemahaman tentang pembangunan yang berpusatkan pada manusia muncul karena adanya pemahaman tentang ekologi manusia yang menjadi pusat perhatian pembangunan. Peran dan perilaku manusia sebagai bagian dari makhluk hidup dipelajari secara khusus dalam ekologi manusia sehingga pengkajian dipusatkan pada manusia (baik sebagai individu maupun sebagai populasi) dalam ekosistem. Seluruh manusia, baik itu generasi sekarang maupun mendatang, haruslah menjadi yang utama dalam pembangunan. Pembangunan tidak boleh menyingkirkan sebagian atau besar masyarakat demi segelintir yang lain (Hikmat, 2014).

2) Tujuan Pembangunan Berpusat pada Manusia
Pembangunan model ini bertujuan mempertinggi tingkat partisipasi masyarakat, komunikasi, kelompok masyarakat adat, perempuan, anak-anak, dan lain-lain. Memandang remaja dan anak-anak sebagai peserta aktif dalam segala bentuk kegiatan dalam menemukan solusi konstruktif. Pembangunan model ini memberikan manusia kesempatan untuk mengembangkan kepandaian yang kreatif bagi masa depannya sendiri dan masa depan masyarakat. Pembangunan berpusat pada manusia ini dapat mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap birokrasi, lebih menjamin pertumbuhan kapasitas mandiri masyarakat menuju pembangunan berkelanjutan, dan menciptakan masyarakat yang lebih maju (Sudarmanto, et al., 2020).

3) Dampak Pembangunan Berpusat pada Manusia
Selain memandang manusia sebagai masyarakat, pembangunan model ini memandang manusia sebagai fokus utama dan sumber utama pembangunan di segala bidang. Perubahan dalam masyarakat terjadi di semua bidang,yaitu bidang politik, bahasa, kesenian, hiburan, dan terutama di bidang ekonomi.Salah satu hasil dari pengembangan model ini adalah dimulainya pemberdayaan dengan memberikan motivasi, pelatihan keterampilan, dukungan bisnis, nasihat bisnis, dan pendapatan bagi perempuan.

4) Implementasi Pembangunan Berpusat pada Manusia
Model pembangunan yang berpusat pada manusia dilakukan dengan adanya empowerment (pemberdayaan). Salah satu strategi yang dikembangkan dalam konsep PCD (People Centered Development) yang menekankan pemberdayaan pada masyarakat adalah Wahana Kesejahteraan Sosial Berbasis Masyarakat (WKSBM). Keputusan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor 42/ HUK/2004 membahas tentang Pedoman Pelaksanaan Pemberdayaan Wahana Kesejahteraan Sosial Berbasis Masyarakat. WKSBM merupakan sistem kerja sama yang terjadi antarmasyarakat dalam bentuk kelompok atau lembaga (RT, RW, kelompok usaha ekonomi produktif, kelompok tani, kelompok pengajian, dasawisma, dan lain-lain). Kelompok atau lembaga yang tumbuh melalui proses alamiah dan tradisional maupun lembaga dibentuk dan dikembangkan oleh masyarakat lokal, yang dapat menumbuhkan interaksi lokal dalam pelaksanaan tugas.
Salah satu implementasi WKSBM ini ada di Desa Jetis, Saptosari, Gunungkidul, Yogyakarta. Salah satu bentuk kegiatan WKSBM yang diusung oleh Dinas Sosial DIY adalah pengumpulan beras. Kegiatan pengumpulan beras ini dilakukan hampir setiap bulan dari masing-masing RT setiap ada pertemuan, misalnya rapat atau arisan. Beras yang dikumpulkan tersebut akan dibagi di setiap minggu awal bulan kepada lansia yang berhak menerima dan membutuhkan. Jumlah pendistribusian beras yang dilakukan WKSBM ini berjumlah 2,5 kg beras yang diberikan minimal setiap dua bulan sekali. Pembagian beras dilakukan secara bertahap, tetapi mengutamakan 25 orang setiap pembagian beras (Sumariyanti, 2017).
Tata Ruang dan Dinamikanya dalam Pembangunan Wilayah

Tata Ruang dan Dinamikanya dalam Pembangunan Wilayah

 1.  Pengertian dan Konsep Penataan Ruang

Dalam kehidupan sehari-hari di rumah, kalian tentu berada di dalam ruang. Ada ruang tamu, ruang keluarga, ruang istirahat, dan mungkin ruang lainnya.Batas-batas ruang tersebut tampak begitu jelas, berupa lantai, dinding, dan atap.
Ruang adalah tempat dimana benda - benda terletak sebagai wadah sedangkan konsep penataan ruang adalah perencanaan kegiatan pemanfaatan dan pengelolaan ruang secara optimal untuk meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat.

a. Perencanaan Tata Ruang

Perencanaan tata ruang merupakan kegiatan yang meliputi pengaturan, pembinaan, pelaksanaan, dan pengawasan penataan ruang

b. Pemanfaatan Ruang

Pemanfaatan ruang merupakan usaha untuk mewujudkan struktur ruang ( pusat permukiman dan sistem jaringan juga sistem sarana dan prasarana )dan pola ruang sesuai dengan rencana tata ruang berdasarkan penyusunan dan pelaksanaan program beserta pembiayaannya.

c. Pengendalian Pemanfaatan Ruang

Pengendalian pemanfaatan ruang diselenggarakan melalui kegiatan pengawasan dan penertiban terhadap pemanfaatan ruang.

d. Pengendalian Ketertiban

Ketidaksesuaian antara rencana tata ruang yang telah disusun dengan pelaksanaan pembangunan ini membutuhkan apa yang disebut dengan pengendalian.

2. Asas-Asas Penataan Ruang

a. Keterpaduan

Perencanaan tata ruang berperan penting dalam memfasilitasi keterpaduan/menyatukan kebijakan melalui strategi keruangan

b. Keserasian, Keselarasan, dan Keseimbangan

- keserasian antara struktur ruang(tempatnya) dan pola ruang( fungsinya)sehingga dapat terwujud pemanfaatan yang
sesuai dengan rencana tata ruang wilayah yang telah ditetapkan.
- keselarasan antara kehidupan manusia dengan lingkungannya sebab sumber daya alam terbatas.
- keseimbangan pertumbuhan dan perkembangan antar daerah serta antara kawasan perkotaan dan kawasan perdesaan.

c. Keberlanjutan

Konsep ini menitikberatkan pada pembangunan berwawasan jangka panjang, yang meliputi jangka waktu antargenerasi dan berupaya menyediakan sumber daya yang cukup dan lingkungan yang sehat sehingga dapat mendukung kehidupan.

d. Keberdayagunaan dan Keberhasilgunaan

Penataan ruang harus di manfaatkan secara optimal untuk menjamin tata ruang yang berkualitas supaya bisa mewujudkan berhasil guna dan berdaya guna serta mampu mendukung pengelolaan lingkungan hidup yang berkelanjutan

e. Keterbukaan

Penataan ruang haruslah bisa di akses oleh masyarakat bisa menggunakan sosial media atau yang lainnya supaya masyarakat tahu apa yang sedang dikerjakan oleh pemerintah dan juga masyarakat bisa memberi masukan dalam mengambil suatu keputusan.

f. Kebersamaan dan Kemitraan

Penataan ruang diselenggarakan dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan dan juga bisa bermitra atau bekerjasama dengan ahlinya seperti ketika ingin membangun mesjid kita perlu kerjasama dengan masyarakat sekitar dan bermitra dengan arsitek yang akan membangun mesjid tersebut.

g. Perlindungan Kepentingan Umum

Penataan ruang diselenggarakan dengan mengutamakan kepentingan masyarakat karena yang akan mendapatkan akibat yaitu masyarakat sendiri seperti ketika ingin membangun jalan tol selain mempermudah akses jalan kita juga harus memikirkan tanah atau rumah masyarakat yang akan dibagun jalan tersebut harus ada harga yang harus dibayar.

h. Kepastian Hukum dan Keadilan

Penataan ruang diselenggarakan dengan berlandaskan hukum/ketentuan peraturan perundang-undangan

i. Akuntabilitas

Penataan ruang harus dapat dipertanggungjawabkan, baik prosesnya, pembiayaannya, maupun hasilnya

3. Strategi Penataan Ruang

a. Kondisi wilayah Indonesia yang rawan bencana

Pengurangan risiko banjir tidak hanya pembangunan dan pengaturan bangunan sarana dan prasarana saja tetapi juga kawasan rawan bencana memerlukan penataan ruang yang berbasis mitigasi (untuk mengurangi bencana ).

b. Potensi sumber daya manusia, sumber daya alam, dan sumber daya buatan

dengan adanya keterpaduan berbagai sumber daya maka perlu mempertimbangkan aspek kewenangan  di pemerintah seperti kewenangan antara pusat, daerah provinsi, dan daerah kabupaten/kota.

c. Geostrategi

Dalam merumuskan geostrategi perlu memperhatikan berbagai faktor internal dan eksternal yang
akan memengaruhinya. Faktor tersebut adalah geografi, demografi, sumber kekayaan alam, ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, serta pertahanan dan keamanan, di samping faktor lainnya seperti keadaan global dan regional.

d.Geopolitik

Geopolitik diwujudkan dalam konsep wawasan nusantara dan politik luar negeri yang bebas aktif

e. Geoekonomi

Geoekonomi dapat dikembangkan melalui pembentukan kawasan-kawasan ekonomi khusus yang memiliki daya saing global. Hal ini dilaksanakan dengan mengkombinasikan keunggulan faktor ekonomi dan letak geografis dalam perdagangan internasional (Djohan, 2011).
Dampak Interaksi Desa-Kota

Dampak Interaksi Desa-Kota

 Dampak interaksi Desa-Kota memiliki dua dampak yang berbeda yaitu positif dan negatif Peningkatan 

1. pengetahuan dan literasi masyarakat

Kita harus tahu dulu apa itu literasi ? literasi adalah serangkaian pengetahuan dan keterampilan dalam berbicara,membaca,menulis dan memecahkan masalah.Pengetahuan dan literasi masyarakat sangat meningkat pesat akibat adanya kemudahan dalam pertukaran informasi yang salah satunya menggunakan internet dengan internet semua menjadi mudah yang biasanya menggunakan surat yang pasti waktu nya lama beda dengan zaman sekarang yang bisa menggunakan whatsApp yang bisa dibalas saat itu juga dan juga media sosial yang memudahkan kita untuk mencari informasi dan menambah pengetahuan,memperluas wawasan dan berfikir kritis.

2. Peningkatan pergerakan barang dan jasa

Meningkatnya pergerakan barang dan jasa dari desa ke kota ataupun sebaliknya sangat cepat karena adanya alat transportasi yang sangat banyak mulai dari motor,mobil,bus,kereta,pesawat dan sebagainya sehingga bisa memudahkan untuk mengirim atau menerima barang dan jasa.
Masyarakat kota memiliki berbagai sumber ekonomi modern seperti mesin - mesin yang tidak ada di desa sehingga masyarakat kota dapat menunjang penghasilan tinggi. Kegiatan ekonomi dalam produk berupa jasa jauh lebih berkembang daripada produk barang seperti jasa pengiriman barang, jasa sewa rumah dan pariwisata itu semua sangat berkembang dibandingkan dengan barang. Untuk memenuhi barang kebutuhan pokok yang tidak dihasilkan di kota seperti beras,sayuran dan ikan, maka harus didatangkan dari desa sehingga saling membutuhkan dan saling menguntungkan antara masyarakat Desa dan masyarakat Kota.

3. Penciptaan akses teknologi yang lebih mudah

Terciptanya kemudahan bagi masyarakat desa mengakses teknologi dapat berguna khususnya di bidang pertanian.karena dengan mengetahui teknologi kita bisa bertani dengan ilmunya dan tidak asal - asalan seperti memberikan racun dengan takaran yang pas dan juga tepat pemerintah juga terus memberikan pengarahan teknologi kepada masyarakat dan memberikan mesin - mesin untuk pertanian sehingga memudahkan para petani.

Selain dapat menimbulkan dampak positif, interaksi desa-kota juga dapat menimbulkan dampak negatif. Berikut beberapa dampak negatif dari interaksi desa dan kota.

1. Peningkatan urbanisasi

Kemudahan akses transportasi antara Desa dan Kota dapat mendorong masyarakat Desa pergi ke kota untuk bekerja karena persoalan ekonomi yang mengharuskan pergi ke kota karena kota menjanjikan gaji yang tinggi daripada di Desa infrastruktur yang memada.

2.Penurunan lahan pertanian dan lahan terbuka hijau

Peningkatan jumlah penduduk menjadi faktor utama menghilangnya lahan terbuka hijau dan pertanian karena lahan - lahan akan di isi oleh rumah para penduduk sehingga lahan untuk bertani semakin berkurang. Jumlah penduduk pada dasarnya berbanding lurus dengan jumlah kebutuhan akan lahan sebagai tempat tinggal atau usaha, sementara ketersediaan dan luas lahan bersifat tetap.

3. Penetrasi budaya kota ke desa yang kurang sesuai

Penetrasi kebudayaan adalah masuknya pengaruh suatu kebudayaan di kebudayaan lainnya (Putri, 2021). Artinya ada budaya kota masuk ke Desa sehingga bisa menggantikan budaya yang ada di Desa tapi itu tidak semua berdampak negatif ada juga yang berdampak positif seperti masuk nya teknologi ke Desa bisa memudahkan masyarakat Desa dalam mencari suatu informasi.

4. Memicu masalah-masalah sosial

Munculnya berbagai permasalahan sosial seperti pengangguran, tunawisma (gelandangan), dan
kriminalitas.Keperian penduduk Desa ke Kota untuk mengadu nasib tidak mudah apalagi tidak punya keahlian maka hanya akan menjadi pengangguran jadi sebaiknya ketika kita memutuskan pergi ke kota maka bekali dengan ke ahlian seperti belajar di sekolah dan mendapat ijazah sebagai bukti kita punya ke ahlian dalam hal pengetahuan.

5. Memunculkan area-area kumuh

Seiring dengan meluasnya urbanisasi sehingga menciptakan kepadatan penduduk di kota dan juga membuang sampah sembarangan akan mengakibatkan kumuh dan tidak layak untuk ditempati

6. Penurunan minat bekerja di sektor pertanian

Rendahnya penghasilan di sektor pertanian mengakibatkan para generasi muda kurang tertarik untuk bekerja pada bidang ini dan banyak masyarakat Desa yang pergi ke Kota untuk mendapatkan penghasilan yang lebih besar selain itu jumlah orang yang bekerja di sektor pertanian terus turun padahal indonesia negara agraris.

7. Peningkatan gaya hidup hedonisme

Hedonisme adalah gaya hidup yang berfokus mencari kesenangan tanpa batas Meningkatnya hedonisme masyarakat yang dicirikan dengan perilaku konsumtif (gaya hidup yang senang belanja tanpa pertimbangan ) masyarakat desa terhadap barang industri. Banyaknya barang dan jasa yang ada di pasaran tentunya akan mempengaruhi barang dan jasa yang ditawarkan kepada masyarakat sehingga akan terjadi barang yang di jual oleh petani akan lebih murah daripada barang yang di jual oleh pabrikan atau industri.