Dampak Kebencanaan Terhadap Kehidupan

Bencana sangat memengaruhi aktivitas dan kehidupan sehari-hari manusia berupa dampak positif dan negatif. Dampak positif yaitu bencana dapat memberikan keberkahan, sebaliknya dampak negatif dapat memberikan kerugian bagi kehidupan manusia. Beberapa dampak bencana yang memengaruhi kehidupan manusia sebagai berikut:

1. Letusan Gunung Berapi

Beberapa dampak negatif bencana yang memengaruhi kehidupan manusia.
a. Tercemarnya udara dari abu vulkanik. Gas di dalamnya seperti sulfur
dioksida, nitrogen dioksida, hidrogen sulfida, dan partikel debu lain yang
dapat membunuh makhluk hidup.
b. Lumpuhnya berbagai kegiatan atau aktivitas manusia, rusaknya ekosistem,
dan hancurnya berbagai bangunan.
c. Material letusan gunung berapi berpotensi menyebabkan penyakit seperti
ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut).

Terdapat beberapa dampak positif bencana yang memengaruhi kehidupan
manusia.
a. Tanah menjadi subur dikarenakan telah dilalui abu vulkanik gunung
berapi. Abu vulkanik mengandung mineral primer yang memiliki
kandungan nutrisi yang melimpah dan baik bagi tanah.
b. Tercipta mata pencaharian baru, yaitu penambang pasir dan bebatuan.
c. Terdapat geyser (sumber mata air panas) yang sangat baik untuk kesehatan
kulit manusia.

2. Tanah Longsor

Beberapa dampak negatif dari tanah longsor yang memengaruhi kehidupan
manusia sebagai berikut:
a. sanitasi lingkungan menjadi buruk,
b. harga jual tanah menurun, dan
c. infrastruktur di lokasi tanah longsor rusak, jalur transportasi terputus,
dan perekonomian tersendat.

Terdapat beberapa dampak positif dari tanah longsor yang memengaruhi
kehidupan manusia.
a. Kondisi tanah akan kembali menjadi gembur, terjadi perubahan tekstur
tanah, dan mempercepat terjadinya proses peleburan batu dalam tanah.
b. Masyarakat sadar pentingnya menjaga keseimbangan lingkungan hidup
dan melestarikan hutan.
c. Munculnya motivasi atau penelitian oleh ahli geologi dan masyarakat
tentang penyebab dan pencegahan tanah longsor.

3. Gempa Bumi

Beberapa dampak negatif dari gempa bumi yang memengaruhi kehidupan
manusia ialah sebagai berikut:
a. jaringan transportasi dan komunikasi terganggu, serta banyak bangunan
dan fasilitas umum menjadi rusak,
b. munculnya rekahan (patahan), longsoran, dan luncuran tanah yang dapat
terjadi bersamaan dengan gempa,
c. air bawah tanah dapat mengalami perubahan disebabkan oleh sesar atau
guncangan, dan
d. memicu timbulnya tsunami apabila gempa bumi berkekuatan besar dan
berasal dari laut dangkal.

Beberapa dampak positif dari gempa bumi yang memengaruhi kehidupan
manusia ialah sebagai berikut:
a. dapat memberikan gambaran tentang apa yang terjadi di bawah tanah,
sehingga dapat membuat ekstraksi minyak dan gas lebih efisien,
b. dapat memberikan informasi tentang struktur bumi misalnya, ruang
magma yang memungkinkan ilmuwan untuk memonitor aktivitas gunung
berapi, dan
c. memberikan informasi tentang struktur internal Bumi. Dengan mengukur
waktu yang diperlukan gelombang seismik untuk melintasi bumi maka
dapat memetakan struktur bumi.

4. Kekeringan

Terdapat beberapa dampak negatif dari kekeringan yang memengaruhi
kehidupan manusia.
a. Banyak tanaman mati karena tidak bisa mendapatkan sumber air untuk
hidup, kecuali beberapa jenis pohon seperti pohon jati dan kaktus.
b. Meningkatkan polusi karena tanaman sebagai agen yang memproses gas
karbondioksida berkurang.
c. Sumber air bersih berkurang dan gersangnya tanah lahan bercocok tanam
Terdapat beberapa dampak positif dari kekeringan yang memengaruhi
kehidupan manusia.
a. Kekeringan dapat mempercepat proses panen garam, meningkatnya kualitas
panen buah-buahan dari tanaman pohon, mempercepat proses penjemuran
ikan asin, tingginya peluang untuk menanam palawija, dan terdapat
potensi energi sinar matahari sebagai pembangkit listrik.
b. Keringnya genangan air membuat sanitasi menjadi lebih baik sehingga
beberapa jumlah penyakit seperti diare menurun.
c. Jalur transportasi laut akan jarang menemui kendala dan perbaikan jalan
aspal akan berjalan lancar.

5. Banjir

Berikut beberapa dampak negatif dari banjir yang memengaruhi kehidupan
manusia.
a. Kerusakan jalan raya, bangunan, jembatan, sistem selokan, kanal, dan
sarana prasarana lainnya
b. Terjadi masalah kesehatan (wabah penyakit) akibat air kotor dan kesulitan
persediaan air bersih
c. Bidang pertanian mengalami kerugian (gagal panen), kerusakan spesies
tertentu, dan kelangkaan barang yang mendorong kenaikan harga.
Berikut beberapa dampak positif dari banjir yang memengaruhi kehidupan
manusia.
a. Lapangan kerja baru pada bidang transportasi. Banyak orang yang
membutuhkan sarana transportasi air sehingga dapat meningkatkan
kreativitas dalam menciptakan sarana transportasi air.
b. Mempermudah sosialisasi terkait penghijauan dan kepedulian lingkungan
Gambar 4.14. Kreativitas dalam Menciptakan Sarana Transportasi
Sumber: www.brilio.net/ 586839-flickr (2017)

6. Kebakaran Hutan

Berikut beberapa dampak negatif dari kebakaran hutan yang memengaruhi
kehidupan manusia.
a. Rusaknya ekosistem hutan, musnahnya flora fauna, mengganggu bidang
transportasi penerbangan, berdampak pada pemanasan global dan
perubahan iklim.
b. Asap yang ditimbulkan dapat menyebabkan penyakit Infeksi Saluran
Pernafasan Akut (ISPA), asma, penyakit paru obstruktif kronik, penyakit
jantung, dan iritasi pada mata, tenggorokan dan hidung.
Berikut beberapa dampak positif dari kebakaran hutan yang memengaruhi
kehidupan manusia.
a. Pasca kebakaran akan berdampak pada suburnya lahan. Kebakaran di
kawasan gambut dapat mengurangi atau menurunkan keasaman.
b. Kebakaran lahan berdampak pada pembunuhan penyakit tanaman, serta
dapat membersihkan fondasi tanah dari tanaman pengganggu.
c. Beberapa tanaman memerlukan adanya api seperti semak manzanita
dan chamise. Tanaman tersebut memerlukan nyala api untuk proses
perkembangbiakan biji. Api pembakaran digunakan untuk menghasilkan
regenerasi tanaman.

7. Tsunami

Berikut beberapa dampak negatif dari tsunami yang memengaruhi kehidupan
manusia.
a. Tsunami merusak apa saja yang dilaluinya, seperti sarana prasarana, tumbuh-
tumbuhan, dan menimbulkan korban jiwa.
b. Tsunami menyebabkan gagal panen, menimbulkan genangan air, dan
pencemaran air asin pada tanah maupun air bersih.
Berikut beberapa dampak positif dari tsunami yang memengaruhi kehidupan
manusia.
a. Kita dapat mengetahui kekuatan konstruksi bangunan serta kelemahannya,
dan melakukan perbaikan dalam konstruksi bangunan agar lebih kuat.
b. Dapat memberikan gambaran tentang apa yang terjadi di bawah laut dan
aktivitas vulkanik di dalamnya.
c. Motivasi dan penelitian oleh ahli geologi tentang aktivitas vulkanik dan
hubungannya dengan kebencanaan tsunami.


Jenis-Jenis Bencana

 Wilayah-wilayah di negara kita terdampak bencana yang sangat beragam. Keberagaman bencana tersebut dikategorikan menjadi tiga yaitu bencana alam, non alam, dan sosial. Berdasarkan UU No. 24/2007, jenis-jenis bencana di Indonesia dapat dijabarkan sebagai berikut.

1. Bencana Alam

Bencana alam adalah fenomena yang disebabkan oleh suatu aktivitas alam. Bencana alam meliputi tanah longsor, tsunami, kekeringan, gempa bumi, kebakaran hutan, gunung meletus, banjir, dan puting beliung. Berikut akan diuraikan karakteristik dari masing-masing bencana tersebut:

a. Gempa Bumi

Fenomena bergetarnya bumi akibat sesar (patahan), tumbukan lempeng, aktivitas vulkanik, jatuhnya benda langit, atau runtuhan disebut gempa bumi. Fenomena tersebut memiliki sifat merusak, periode waktu yang singkat, dan terjadi kapan saja. Gempa bumi dapat merusak rumah dan fasilitas umum seperti jembatan, jalan, rumah sakit, sekolah, dan lain sebagainya (BNPB, 2017). Terjadinya gempa bumi tidak dapat diprediksi dan tidak dapat dicegah, namun dampak yang ditimbulkan dapat dikurangi.
Gempa di lombok

Gambar 4.4. Dampak Gempa Bumi di Lombok
Sumber: shutterstock.com/image-photo/rubble-collapsed-building-post-earthquake-lombok (2018)

b. Tsunami

Gelombang dari tengah laut yang menghantam wilayah pesisir dengan kecepatan lebih dari 900 km/jam disebut tsunami. Bencana ini diakibatkan oleh beberapa hal seperti letusan gunung api di laut, runtuhan di dasar laut, atau gempa bumi akibat pergerakan lempeng di dasar laut. Ketika gelombang laut tiba di muara sungai, pantai yang dangkal, atau teluk, maka kecepatannya akan menurun. Sedangkan kekuatan merusak dan ketinggiannya meningkat hingga puluhan meter (BNPB, 2017).

Dampak Tsunami di Palu

Gambar 4.5. Dampak Tsunami di Palu

Sumber: Kompas.com/Dok. Humas Ditjen Bina Marga Kemen PUPR (2018)

c. Gunung Meletus

Aktivitas tektonik merupakan fenomena yang berkaitan dengan aktivitas gunung berapi. Aktivitas tersebut mengakibatkan adanya deretan gunung api (volcanic arc) yang membentang dari barat hingga timur mulai dari sepanjang pulau Sumatra, Jawa-Bali-Nusa Tenggara, utara Sulawesi-Maluku, hingga Papua. Kondisi tersebut menyebabkan negara kita rentan terdampak bencana gempa bumi dan erupsi gunung api.

Fenomena proses keluarnya magma dari dalam bumi berupa material cair dan padat ke permukaan bumi disebut bencana letusan gunung berapi. Material-material tersebut meliputi lahar, bom, awan panas, debu vulkanik, dan lapili. Fenomena ini ditandai adanya getaran gempa kecil, perubahan suhu yang meningkat, layunya tumbuhan di lereng gunung, bermigrasinya binatang, keringnya mata air, dan suara gemuruh yang sering terdengar (Sinartejo, 2019)

Awan Asap dan Abu Saat Gunung Semeru Meletus di Indonesia

Gambar 4.6. Awan Asap dan Abu Saat Gunung Semeru Meletus di Indonesia

Sumber: ria.ru/docs/about/copyright_afp.html.Agus Harianto (2021)

d. Tanah Longsor

Kombinasi dari berbagai kondisi seperti lereng terjal, curah hujan tinggi, pengikisan tanah yang tinggi, getaran, tutupan vegetasi yang berkurang, dan tanah yang kurang padat dan tebal memicu terjadinya tanah longsor. Bencana ini terjadi sangat cepat sehingga proses evakuasi mandiri memiliki keterbatasan waktu. Segala sesuatu yang ada di zona longsoran akan tertimbun material longsor (BNPB, 2017).
Lahan Terdampak Longsor di Kecamatan Sukajaya, Bogor

Gambar 4.7. Lahan Terdampak Longsor di Kecamatan Sukajaya, Bogor
Sumber: liputan6.com/Ahmad Sudarno (2020)

e. Banjir

Banjir adalah peristiwa tergenangnya air dalam jangka waktu tertentu pada wilayah yang mulanya tidak tergenang air. Penyebab bencana ini yaitu curah hujan lebat yang berlangsung lama sehingga menyebabkan danau, sungai, atau drainase meluap karena melebihi daya tampungnya. Selain itu, banjir juga diakibatkan oleh perilaku manusia. Contohnya yaitu hutan yang gundul, hunian dan bangunan di bantaran sungai, alih fungsi lahan, pembuangan sampah sembarangan, dan kurangnya daerah resapan air (BNPB, 2017).


Bencana Banjir di Sumatra Barat

Gambar 4.8. Bencana Banjir di Sumatra Barat
Sumber: beritakbb.pikiran-rakyat.com/Humas BNPB (2020)

f. Kekeringan

Keadaan kelangkaan air dari sumber hujan pada periode tertentu, satu atau lebih musim penghujan, yang menyebabkan kekurangan air di berbagai kegiatan, lingkungan, atau masyarakat tertentu disebut bencana kekeringan (UNISDR, 2019). Bencana alam ini terjadi secara perlahan, berlangsung lama hingga musim hujan tiba, berdampak sangat luas, serta bersifat lintas sektor (sosial, ekonomi, kesehatan, dan lain-lain). Di Indonesia kekeringan dikenal dengan sebutan kemarau yang ditandai dengan mengeringnya sungai, danau, waduk, dan hilangnya keanekaragaman hayati (Hermon, 2018).

bencana kekeringan

Gambar 4.9. Bencana Kekeringan

Sumber: nationalgeographic.grid.id (2015)

g. Kebakaran Hutan dan Lahan

Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) adalah kondisi hutan dan lahan yang rusak dikarenakan api yang melanda kawasan tersebut sehingga berdampak merugikan di berbagai sektor. Suatu wilayah akan sangat rentan terjadi karhutla jika didukung adanya fenomena alam El Nino yang membuat curah hujan berkurang dan terjadi peningkatan suhu panas disertai angin (Zatul, 2021).
kebakaran hutan

Gambar 4.10. Kebakaran Hutan
Sumber: freepik.com/toa55 (2019)

h. Angin Puting Beliung

Penyebutan angin puting beliung berbeda-beda di setiap daerah, misalnya orang Jawa menyebutnya Angin Puyuh, sedangkan di Sumatra menyebutnya Angin Bahorok. Terdapat istilah lain di negara Amerika Serikat, yaitu tornado. Bencana angin puting beliung ini sulit diprediksi kapan akan terjadi.

Intensitas fenomena hidrometeorologis yang meningkat pada musim pancaroba (peralihan) mengakibatkan bencana puting beliung. Angin ini merupakan bagian proses pertumbuhan dari awan cumulonimbus yang muncul akibat intensifnya pemanasan. Ancaman fenomena skala lokal ini sulit diprediksi (BNPB, 2017).

angin puting beliung

Gambar 4.11. Angin Puting Beliung Sumber: unsplash.com/nikolas noonan(2018)

2. Bencana non Alam

Masyarakat lebih banyak mengetahui jenis bencana alam dibandingkan bencana lain di sekeliling kita yang disebabkan oleh faktor non alam. Bencana non alam merupakan bencana yang diakibatkan oleh peristiwa non alam, seperti kegagalan teknologi, kegagalan modernisasi, dan epidemi atau wabah penyakit. Berikut akan diuraikan karakteristik dari masing-masing bencana tersebut:

a. Kegagalan Teknologi

Kegagalan teknologi adalah semua kejadian bencana yang diakibatkan oleh kesalahan desain, pengoperasian, kelalaian, atau kesengajaan manusia dalam penggunaan teknologi dan/atau industri. Bencana teknologi terdiri dari tiga kelompok, yaitu: 1) kecelakaan industri. Contoh: tumpahan barang kimia, runtuhnya infrastruktur dari industri, ledakan, kebocoran gas, keracunan, dll.; 2) kecelakaan transportasi, seperti kecelakaan udara, jalan, atau air yang berhubungan dengan alat transportasi; 3) kecelakaan lainnya, seperti runtuhnya domestik. Contoh bencana kegagalan teknologi di Indonesia adalah jatuhnya pesawat Adam Air KI 574 pada 1 Januari 2007, selain disebabkan oleh cuaca buruk, jatuhnya pesawat juga disebabkan karena kerusakan pada alat bantu navigasi Inertial Reference System (IRS) dan kegagalan kinerja pilot dalam menghadapi situasi darurat.

b. Kegagalan Modernisasi

Modernisasi adalah upaya yang bertujuan untuk menyamai standar yang dianggap modern, baik oleh rakyat maupun oleh elite penguasa (Rosana, 2015). Jadi kegagalan modernisasi dapat diartikan sebagai kegagalan masyarakat dalam mengejar ketertinggalan dari masyarakat paling maju yang hidup berdampingan dengan mereka dalam periode historis yang sama dalam lingkup masyarakat global. Kemiskinan merupakan contoh dari bencana kegagalan modernisasi.

c. Epidemi atau Wabah Penyakit

Epidemi adalah suatu penyakit yang menyebar dengan cepat ke wilayah atau negara tertentu dan mulai memengaruhi populasi penduduk di wilayah atau negara tersebut. Contoh epidemi yang pernah terjadi di Indonesia yaitu flu burung (H5N1) pada tahun 2012 (Marcelina, 2012). Selain itu, wabah penyakit yang lebih meluas juga bisa menjadi bencana non alam yang kita kenal sebagai pandemi dimana wabah penyakit meliputi daerah geografis yang luas meliputi seluruh negara atau benua.

Salah satu contoh kasus bencana ini yaitu pandemi Covid-19. Secara global, negara terdampak Covid-19 sebanyak 226 negara, jumlah terkontaminasi 248.467.363 orang, dan jumlah meninggal sebanyak 5.027.183 orang. Data tentang Covid-19 di Indonesia, jumlah positif Covid-19 sebanyak 4.247.320 orang, jumlah pasien sembuh sebanyak 4.092.586 orang, dan jumlah meninggal sebanyak 143.519 orang (Wicaksono, 2021).

covid 19

Gambar 4.12. Covid-19

Sumber: freepik.com/sebdeck (2020)

3. Bencana Sosial

Kemajemukan bangsa yang memiliki ragam etnis, agama, bahasa, dan budaya menjadi ancaman jika perbedaan pendapat dan sudut pandang tidak menemukan jalan tengah. Apabila tidak dapat diredam, maka bencana sosial berwujud konflik dan aksi teror pun tidak dapat dielak. Bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh manusia yang meliputi kerusuhan atau konflik sosial antar kelompok maupun antar komunitas masyarakat, dan teror disebut bencana sosial. Terdapat beberapa karakteristik dari masing-masing bencana tersebut.

a. Kerusuhan atau Konflik Sosial

Sebagai gejala sosial, kerusuhan atau konflik sosial merupakan peristiwa yang seringkali tak dapat dihindari kejadiannya di masyarakat. Dalam kehidupan masyarakat, setiap individu atau kelompok mempunyai keinginan untuk meningkatkan kesejahteraan, kekuasaan, prestise, maupun dukungan sosial yang mungkin berbeda satu dengan yang lain. Jika dalam suatu kondisi tertentu dihadapkan secara bersama, maka dapat menimbulkan konflik. Suatu kondisi huru-hara berlangsung, kerusuhan, perang, atau keadaan yang tidak aman di suatu daerah tertentu yang melibatkan lapisan masyarakat, golongan, suku, atau pun organisasi disebut kerusuhan atau konflik sosial (BNPB, 2012).

kerusuhan

Gambar 4.13. Kerusuhan

Sumber: wikiwand.com (2009)

b. Aksi Teror

Aksi teror atau sabotase adalah semua tindakan yang menyebabkan keresahan masyarakat, kerusakan bangunan, dan mengancam atau membahayakan jiwa seseorang/banyak orang oleh seseorang atau golongan tertentu yang tidak bertanggung jawab. Bencana aksi teror atau sabotase pada suatu tempat tidak dapat diperkirakan karena hal tersebut terjadi secara tibatiba dan dalam waktu yang singkat (BNPB, 2012).

Sebelumnya                                                                                                         Selanjutnya


Pengertian Bencana

 A. Pengertian Bencana

Suatu peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengganggu danmeng ancam kehidupan manusia dari faktor alam atau non alam sehingga mengakibatkan kerugian disebut bencana. Dampak bencana ialah terjadi banyak kerugian. Kerugian atas bencana tidak hanya berupa kerugian harta benda dan kerusakan lingkungan, tetapi juga dampak psikologis yang dirasakan manusia dan adanya korban jiwa (ADDRN, 2010).

Faktor alam (natural disaster) disebabkan fenomena alam yang mengganggu keseimbangan ekosistem tanpa ada campur tangan manusia. Faktor manusia atau sosial (man-made disaster) disebabkan karena tindakan atau kelalaian manusia. Bencana karena faktor non alam (non-natural disaster) disebabkan oleh suatu hal yang bukan dari akibat peristiwa alam maupun perbuatan manusia, seperti gagal teknologi, gagal modernisasi, epidemi, dan wabah penyakit., gagal modernisasi, dan wabah penyakit.

Dinamika bencana memengaruhi besar dan kecilnya dampak yang ditimbulkan. Dinamika bencana terjadi karena integrasi beberapa aspek yaitu kerentanan, ancaman, dan kapasitas. Berikut ialah uraian ketiga aspek tersebut.

1. Kerentanan

Kerent nan merupakan keadaan manusia yang menyebabkan ketidakmampuan dalam merespon ancaman bencana (Setyowati,2019). Kerentanan terdiri dari kerentanan sosial, alam, dan ekonomi.Kerentanan  sosial adalah kondisi kerapuhan sosial dalam merespon bencana,meliputi aspek angka kepadatan penduduk, pertumbuhan penduduk, serta persentase penduduk usia tua dan anak-anak. Kerentanan alam didefinisikan sebagai sifat struktur fisik yang menentukan potensi kerusakan terhadap bencana untuk jenis material dan kualitas bangunan (Ebert et al., 2009). Selanjutnya, kerentanan ek nomi adalah kondisi kerapuhan ekonomi dalam meresponbencana yang terjadi, meliputi aspek angka persentase rumah tangga yang bekerja dari sektor rentan dan angka persentase rumah tangga dengan ekonomi yang rendah.

Gambar penduduk usia tua dan muda yang rentan

Gambar 4.2. Penduduk Usia Tua dan Anak-anak Adalah Kelompok Rentan 

Sumber: metro.tempo.co/antara & lomboktoday.co.id (2018)

2. Ancaman

Ancaman sering dialami oleh penduduk di daerah rawan bencana. Penduduk yang tinggal di pesisir akan rawan terdampak tsunami. Demikian juga kita ketahui bahwa penduduk sekitar lereng gunung berapi akan rawan terdampak bencana gunung meletus. Penduduk yang tinggal di daerah lereng akan rawan terdampak bencana tanah longsor.
Ancaman adalah peristiwa yang berpotensi mengakibatkan kerugian, kerusakan lingkungan, dan korban jiwa (Adiyoso, 2018; Husein & Onasis, 2017). Ancaman disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu teknologi, manusia, lingkungan, dan alam. Ancaman dapat menimbulkan bencana dan juga tidak, tergantung dari kapasitas manusia dan kerentanannya. Ancaman menjadi bencana ketika manusia tidak memiliki kapasitas mengatasi suatu ancaman dan kondisinya dalam keadaan rentan. Sebaliknya, ketika manusia memiliki kapasitas dan tidak dalam kondisi rentan maka suatu ancaman tidak akan menjadi bencana.

3. Kapasitas

Kapasitas adalah penguasaan sumber daya dan kemampuan yang dimiliki masyarakat untuk mempersiapkan diri dalam mencegah, menanggulangi, meredam, dan memulihkan kondisi akibat bencana. Kapasitas dapat dilakukan dengan kegiatan pencegahan terhadap terjadinya ancaman, mengurangi kekuatan ancaman, dan mengurangi kerentanan terhadap ancaman. Kapasitas dapat berbeda antara satu tempat dengan tempat yang lain.
gambar dinamika bencana

Gambar 4.3. Dinamika Bencana
Sumber: Husein & Onasis (2017

Lingkungan Sebagai Habitat Hidup Berkelanjutan

Lingkungan Sebagai Habitat Hidup Berkelanjutan

 A. Pengertian Lingkungan, Ekosistem, dan Etika Lingkungan

Lingkungan hidup adalah suatu ruang yang ditempati oleh makhluk hidup bersama dengan benda hidup dan tak hidup lainnya.

Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya.

Agar ekosistem tersebut terjaga keberlanjutannya diperlukan etika lingkungan. Etika tersebut merupakan nilai-nilai keseimbangan dalam kehidupan manusia dalam interaksi terhadap lingkungan hidupnya yang terdiri atas aspek abiotik, biotik, dan budaya (Marfai, 2013).

B. Jenis-Jenis Lingkungan Hidup

1. Lingkungan Biotik

Unsur biotik atau unsur hayati adalah unsur lingkungan hidup yang terdiri dari manusia, hewan, tumbuhan, dan organisme kecil yang tidak terlihat.
Secara khusus, lingkungan biotik diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu produsen, konsumen, dan pengurai.

a. Produsen

Produsen adalah organisme yang mampu mengubah zat anorganik menjadi zat organik. Produsen mampu membuat makanan sendiri bahkan juga membuat makanan bagi organisme lain yang tinggal di dalam ekosistem. Proses tersebut hanya dapat dilakukan oleh tumbuhan yang berklorofil dengan cara fotosintesis, seperti tumbuhan hijau dan lumut.

b. Konsumen

Konsumen adalah organisme yang tidak dapat membuat makanannya sendiri dan bergantung kepada organisme lain. Konsumen terdiri atas manusia dan hewan.

c. Pengurai (dekomposer)

Pengurai merupakan organisme yang mendapatkan energi dari menguraikan bahan organik yang berasal dari organisme mati, seperti bakteri, jamur, dan cacing tanah.
contoh Produsen (Padi) - Konsumen (Jerapah) - Dekomposer (Jamur)

2. Lingkungan Abiotik

Unsur abiotik atau unsur fisik adalah unsur lingkungan hidup yang terdiri atas benda-benda mati dan ikut memengaruhi kelangsungan hidupnya (Irwan, 2007).

a. Air

Air merupakan komponen yang menjadi penentu dari kelangsungan hidup makhluk hidup.

b. Tanah

Tanah berfungsi sebagai tempat hidup makhluk hidup dalam suatu ekosistem. Di dalam tanah terdapat mineral penting berupa zat hara yang dibutuhkan oleh makhluk hidup terutama tumbuhan.

c. Udara

Udara merupakan gas komponen penyusun atmosfer bumi. Udara merupakan satu diantara komponen penting bagi keberlangsungan makhluk hidup, seperti oksigen.

d. Cahaya matahari

Cahaya matahari merupakan komponen abiotik utama yang berguna sebagai sumber energi utama bagi kehidupan.

e. Kelembaban

Kelembaban adalah jumlah kadar air yang terdapat di udara. 

f. Suhu

Suhu merupakan komponen yang berpengaruh terhadap proses fisiolgisyang berlangsung di dalam tubuh makhluk hidup.

g. Iklim

Iklim adalah keadaan rata-rata cuaca di wilayah yang sangat luas dalam jangka waktu yang lama.

3. Lingkungan Sosial Budaya

Lingkungan sosial merupakan lingkungan antar manusia atau antar kelompok yang secara langsung maupun tidak langsung memengaruhi individu, termasuk di dalamnya segala norma, aturan, dan adat istiadat yang berlaku dalam masyarakat tertentu. Sedangkan lingkungan budaya adalah benda-benda hasil daya cipta manusia, seperti bangunan, karya seni, sistem kepercayaan, dan tatanan kelembagaan sosial.
Dalam konteks hubungan ini, dapat dicontohkan bahwa manusia melakukan tindakan penebangan hutan untuk dimanfaatkan sumber daya Lingkungan hidup sosial ialah kesatuan ruang dengan sejumlah manusia yang hidup berkelompok sesuai dengan suatu keteraturan sosial dan kebudayaan bersama. Lingkungan budaya ialah kondisi berupa materi maupun non materi yang dihasilkan oleh manusia melalui aktivitas dan kreatifitasnya. kayu dan olahannya. Namun dalam praktiknya, kegiatan tersebut kurang memperhatikan faktor-faktor kelestarian dan daya dukung lingkungan. Maka sebagai reaksinya, menyebabkan terjadinya banjir bandang pada saat musim hujan dengan intensitas yang tinggi. Lingkungan hidup merupakan suatu kesatuan fungsional ruang yang ditempati oleh makhluk hidup bersama dengan benda hidup dan tak hidup lainnya yang saling berinteraksi dan saling memengaruhi dalam bentuk hubungan timbal balik antara satu dengan yang lain. Lingkungan hidup dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu lingkungan hidup alami dan lingkungan hidup buatan.

a. Lingkungan hidup alami

Lingkungan alami terdiri dari komponen biotik, abiotik, organisme kecil, dan semua kondisi yang berfungsi secara dinamis tanpa campur tangan manusia. Lingkungan ini tercipta melalui proses alami.

b. Lingkungan Hidup Buatan

Lingkungan buatan adalah lingkungan yang dibuat oleh manusia secara sadar dengan memanfaatkan penggunaan teknologi, baik menggunakan teknologi sederhana maupun modern, sebagai upaya pemenuhan kebutuhan hidup manusia. Karakteristik lingkungan ini tidak beragam bentuknya, dan hanya terdiri dari satu jenis. Contoh lingkungan buatan termasuk jalan, sekolah, taman, dan kawasan industri.

C. Manfaat Lingkungan

1) Lingkungan sebagai tempat untuk hidup

Lingkungan menjadi tempat beraktivitas makhluk hidup, baik manusia, hewan, maupun tumbuhan. Lingkungan juga berperan sebagai tempat manusia berinteraksi sosial.

2) Lingkungan sebagai penghasil pangan makhluk hidup

Untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, makhluk hidup membutuhkan pangan dan air. Karena itu, makanan dan air menjadi satu diantara hal penting dalam kebutuhan kehidupan.

3) Lingkungan sebagai penyedia sumber daya alam

Satu diantara contoh sumber daya alam yang ada di lingkungan hidup alami adalah gas alam dan minyak bumi. Kedua sumber daya alam tersebut penting untuk dimanfaatkan manusia sebagai pemenuhan kebutuhan hidup. Misalnya, pengolahan bahan bakar dari gas alam dan minyak bumi.

4) Lingkungan sebagai penyedia mikroorganisme

Mikroorganisme diperlukan untuk menguraikan sisa-sisa makhluk hidup yang sudah mati. Melalui sebuah proses yang dilakukan oleh mikroorganisme, sisa-sisa tersebut akan menjadi tanah yang subur.

5) Lingkungan sebagai penyedia oksigen

Setiap makhluk hidup membutuhkan oksigen untuk bernapas. Sama halnya seperti air, jika kekurangan oksigen, makhluk hidup akan lemas, bahkan mati.

6) Sebagai penyedia tanah

Bagi tumbuhan, tanah berfungsi sebagai tempat hidup dan kembangnya. Bagi manusia, tanah berfungsi sebagai tempat berpijak, berkebun, berladang, mendirikan rumah, dan lainnya.
Manfaat Flora dan Fauna untuk Kesejahteraan

Manfaat Flora dan Fauna untuk Kesejahteraan

1.Pelestarian Flora dan Fauna untuk Kesejahteraan Manusia


Flora dan fauna bermanfaat bagi kesehatan, ekonomi, dan pelestarian lingkungan sendiri yang penting bagi kesejahteraan manusia Tentu kita merasa sangat bersyukur bisa hidup di Indonesia yang kaya akan keragaman hayati. Namun, berbagai masalah ekonomi, budaya, dan hukum yang terjadi dapat mengancam Keberlangsungan flora dan fauna. Oleh karena itu diperlukan suatu usaha untuk mencegah flora dan fauna menuju kepunahan. Satu diantara upaya tersebut adalah melalui metode konservasi.
Menurut Undang-Undang No. 5 Tahun 1990, konservasi adalah upaya pelestarian sumber daya alam hayati secara berkelanjutan agar terpelihara, mampu mewujudkan keseimbangan ekosistem, dan sumber daya alam hayati. Secara garis besar, konservasi dapat diartikan sebagai pengelolaan biosfer secara aktif dengan tujuan menjaga keanekaragaman flora dan fauna. Ada tiga tujuan konservasi yaitu:
• Menjamin kelestarian fungsi ekosistem sebagai penyangga kehidupan,
• mencegah kepunahan spesies yang disebabkan oleh kerusakan habitat dan pemanfaatan yang tidak terkendali, dan
• menyediakan sumber plasma nuftah atau keanekaragaman genetika

2. Metode Pelestarian Flora dan Fauna

a. Metode In situ


Metode In situ adalah upaya pelestarian keanekaragaman hayati yang dila- kukan langsung di habitat asli flora dan fauna bersangkutan (Samedi, 2015). In situ adalah salah satu strategi pelestarian jangka panjang bagi keanekara gaman hayati yang ada di Indonesia (Christanto, 2014). Pelestarian cara ini mampu melindungi populasi dan komunitas alami di habitat aslinya. Terdapat beberapa metode pelestarian dengan metode in situ.
1) Cagar Alam
Cagar Alam adalah kondisi alam yang memiliki sifat khas dan keunikan flora dan fauna di dalamnya. Contoh: cagar alam maninjau, Kebun Raya Cibodas, dan Pulau Sempu.
2) Taman Nasional
Taman Nasional adalah suatu tempat yang luas, baik di darat maupun di laut, yang mendapatkan perlindungan pemerintah. Perlindungan taman nasional diperlukan untuk tujuan penelitian, pendidikan, pelestarian, dan pariwisata. Contoh: Taman Nasional Komodo, Taman Nasional Ujung Kulon, dan Taman Nasional Kerinci, Taman Nasional Tengger, dan sebagainya.
3) Hutan Lindung
Hutan lindung adalah hutan yang ditetapkan oleh pemerintah untuk dilindungi karena ekosistem di dalamnya berperan penting dalam kese- imbangan lingkungan. Contoh: Hutan Lindung Taman Raya Bung Hatta, Sungai Wain, Gunung Louser, dan sebagainya. Suaka margasatwa merupakan kawasan hutan yang memiliki keunikan jenis satwa yang dilindungi.

b. Metode Ex Situ

Metode ex situ merupakan upaya pelestarian keanekaragaman hayati yang dilakukan di luar habitat asli flora dan fauna. Metode ex situ dilakukan saat habitat asli flora dan fauna mengalami kerusakan yang parah (Widjaja et al.,
2014). Untuk melaksanakannya, diperlukan kehati-hatian dalam melakukan metode eksitu, karena tantangan terbesarnya ialah membuat lingkungan yang mirip tempat habitat flora dan fauna asal. Beberapa bentuk pelestarian metode eksitu yaitu:
1) Taman Hutan Raya.
Taman hutan raya merupakan kawasan pelestarian hutan yang digunakan untuk mengoleksi flora dan fauna asli atau berasal dari tempat lain. Selain itu, taman hutan raya dapat dimanfaatkan sebagai tujuan penelitian dan pendidikan (PP No 28/2011; Perda Sumatra Utara No 9/2013). Contoh: Taman Hutan Raya Cut Nyak Dien dan Taman Hutan Raya Bukit Barisan.
2) Taman Safari.
Taman Safari merupakan salah satu upaya menjaga keanekaragaman hayati dengan membuat lingkungan buatan yang persis/mirip dengan tempat flora dan fauna tersebut berasal. Taman Safari Indonesia menjadi tempat wisata
yang berwawasan lingkungan dan berorientasi habitat satwa pada alam bebas. Selain untuk berwisata, taman safari juga dimanfaatkan sebagai sarana edukasi tentang keanekaragaman fauna di Indonesia. Taman safari sangat menarik untuk dikunjungi, diantaranya, yaitu Taman Safari Bogor Jawa Barat dan Taman Safari Prigen Jawa Timur.
3) Kebun Binatang.
Kebun Binatang merupakan daerah konservasi lingkungan buatan yang dibuat persis sama dengan tempat flora dan fauna berasal (Suteja, 2014), namun setiap spesiesnya terpisah-pisah dengan dibuatkan kandang.

Faktor-Faktor yang Memengaruhi Sebaran Flora dan Fauna

 a. Iklim

Iklim menggambarkan keadaan rata-rata suhu udara, curah hujan, penyinaran
matahari, kelembaban, dan tekanan udara dalam waktu yang lama di wilayah
yang luas (Geologinesia, 2020)

1. Suhu udara

Suhu udara menggambarkan panas dinginnya udara di atmosfer Bumi.Suhu udara dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain  penyinaran matahari dan ketinggian tempat.Semakin tinggi suatu tempat semakin dingin suhu udaranya.

2. Kelembaban udara

Kelembaban udara menunjukkan tingkat uap air yang terkandung dalam udara (Friadi & Junadhi, 2019).
- tumbuhan yang tahan di lingkungan kering atau kelembaban udara sangat rendah, seperti kaktus.
-tumbuhan yang cocok hidup di lingkungan lembab tetapi tidak basah, contohnya anggrek dan cendawan.
- tumbuhan yang cocok hidup di kawasan basah, seperti teratai, eceng gondok, dan selada air
- tumbuhan yang dapat beradaptasi di daerah yang memiliki musim hujan dan musim kemarau pohon Jati

b. Curah Hujan

Hujan merupakan fenomena alam berupa perubahan titik-titik air menjadi air yang jatuh dari atmosfer ke permukaan bumi. Sebaran curah hujan yang tidak merata mengakibatkan tumbuhan dan hewan yang berada di suatu daerah berbeda-beda.diantaranya

c. Topografi

Topografi berkaitan tentang bentuk muka bumi ketinggian tempat (topografi) juga mempengaruhi perubahan suhu udara. Semakin tinggi suatu tempat semakin rendah suhu udaranya (udara makin dingin). Dan, sebaliknya semakin rendah daerah semakin tinggi suhu udaranya (udara semakin panas). Oleh karena itu ketinggian suatu tempat berpengaruh terhadap suhu udara suatu wilayah (Fajri, 2017).

d. Tanah

Tanah merupakan media hidup utama berbagai jenis flora di muka Bumi (Notohadiprawiro, 1998).Tanah banyak mengandung unsur kimia yang menentukan tingkat kesuburannya.
Contoh, di Jawa bagian selatan dan utara banyak tumbuh hutan jati, karena tanahnya mengandung kapur yang cocok untuk tanaman tersebut. Sementara di Jawa bagian tengah tumbuh berbagai jenis  tanaman karena tanahnya subur, mengandung banyak unsur hara dan tersedia air. Sedangkan di wilayah Indonesia timur, seperti Wilayah Nusa Tenggara banyak dijumpai savana karena curah hujannya sedikit.

e. Manusia, Hewan dan Tumbuh-Tumbuhan

Manusia memiliki kemampuan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi yang dapat mengubah lingkungan dengan memindahkan tumbuhan dari satu tempat ke tempat yang lain (Siahaan, 2017). Contoh saat ini ialah mulai banyak pohon kurma yang berasal dari Wilayah Timur Tengah dipindahkan ke Indonesia. Terdapat banyak pohon pisang dari luar negeri yang dibudidayakan di Indonesia.
Hewan juga memiliki kemampuan untuk menyebarkan tanaman dari satu tempat ke tempat lain. Beberapa jenis hewan memiliki perilaku memindahkan biji-bijian setelah dimakan dagingnya. Contoh: kalong mampu memindahkan biji durian, serangga mampu membantu penyerbukan(proses kawin tumbuhan), dan kelelawar, burung, serta tupai membantu dalam penyebaran biji tumbuhan.
Tanah yang subur memungkinkan terjadi perkembangan kehidupan tumbuh-tumbuhan dan juga memengaruhi kehidupan faunanya. Contoh bakteri saprofit(bakteri pengurai) membantu penghancuran sampah-sampah di tanah sehingga dapat menyuburkan tanah. Peningkatan kesuburan tanah tersebut akan memungkinkan tumbuhnya berbagai jenis tumbuhan yang disebarkan oleh manusia atau hewan secara tidak sengaja.

Sebaran Flora dan Fauna di Indonesia

Sebaran Flora dan Fauna di Indonesia

 1. Persebaran Flora Indonesia

a. Flora Sumatra-Kalimantan

Wilayah Sumatra dan Kalimantan sebagian besar bercorak hujan tropis Wilayah di kedua pulau tersebut memiliki tingkat kelembaban udara dan curah hujan tinggi sepanjang tahun.Beberapa jenis flora khas daerah Sumatra dan Kalimantan adalah merantidamar,dan berbagai jenis anggrek.Hutan tropis memiliki tingkat kelembaban sangat tinggi, banyak dijumpai jenis lumut, cendawan (jamur), dan paku-pakuan. Di wilayah pantai Kalimantan dan Sumatra umumnya ditemui areal hutan bakau (mangrove) yang menjadi
vegetasi khas pantai tropis.

b. Flora Jawa-Bali

Wilayah Jawa bagian barat memiliki curah hujan yang lebih basah daripada wilayah Jawa bagian timur. Karena itu wilayah Jawa bagian barat dominan beriklim hutan hujan tropis. Semakin ke timur pulau Jawa, tipe iklimnya semakin kering, bahkan beberapa wilayah beriklim sabana tropis Adapun wilayah utara Pulau Jawa yang memanjang mulai dari Jawa Barat bagian utara, Jawa Tengah, sampai Jawa Timur merupakan kawasan hutan muson tropis yang meranggas atau menggugurkan daunnya pada periode musim kemarau panjang. Jenis flora khas hutan hutan muson tropis antara lain pohon Jati yang merupakan pohon asli atau endemik di pulau Jawa. Jenis vegetasi yang mendominasi wilayah Jawa Timur bagian timur dan Pulau Bali adalah sabana tropis. Wilayah-wilayah pegunungan yang cukup tinggi di Jawa maupun Bali ditutupi jenis vegetasi pegunungan, seperti Pinus merkusii dan cemara. Sebagaimana wilayah-wilayah pantai tropis lainnya, daerah pantai pulau Jawa dan Bali umumnya ditutupi oleh vegetasi hutan bakau.

c. Flora Kepulauan Wallacea

Wilayah Kepulauan Wallacea meliputi pulau-pulau di wilayah Indonesia bagian tengah. Pulau-pulau di wilayah ini ialah pulau Sulawesi, Kepulauan Nusa Tenggara, Pulau Timor, dan Kepulauan Maluku (Huda et al., 2020).flora yang ada di kepulauan wallacea diantaranya pala, akasia,lontar,kayu manis,pohon jati, kayu putihkayu hitam dan cendana.

d. Flora Papua

Sebagian besar kondisi iklim di wilayah Papua didominasi tipe iklim hujan tropis Wilayah pegunungan
Jayawijaya ditumbuhi oleh jenis vegetasi pegunungan tinggi, sedangkan di daerah pantai banyak dijumpai vegetasi bakau. f;ora yang ada di papua diantaranya anggrek hitambuah merah, dan matoa.

2. Persebaran Fauna Indonesia

a. Wilayah Fauna Indonesia Barat

Wilayah fauna Indonesia bagian barat meliputi Pulau Sumatra, Jawa, Bali, Kalimantan, serta pulau-pulau kecil di sekitarnya fauna yang ada di wilayah ini adalah
1) mamalia terdiri atas gajah, badak bercula satu, tapir, rusa, banteng, kerbau,
monyet, orang utan, macan, tikus, bajing, kijang, kelelawar, landak, babi
hutan, kancil, dan kukang,
2) reptil terdiri atas buaya, kura-kura, kadal, ular, tokek, biawak, dan bunglon,
3) burung, terdiri atas burung hantu, elang, jalak, merak, kutilang, serta
berbagai macam unggas,
4) berbagai macam serangga seperti belalang dan capung, dan
5) berbagai macam ikan air tawar dan pesut (lumba-lumba Sungai Mahakam).

b. Wilayah Fauna Indonesia Tengah

Region ini meliputi pulau Sulawesi dan kepulauan di sekitarnya. Kepulauan Nusa Tenggara, pulau Timor, dan Kepulauan Maluku fauna yang ada di wilayah ini antara lain
1) mamalia, terdiri atas anoa, babi rusa, ikan duyung, kuskus, monyet hitam,
tarsius, monyet seba, kuda, dan sapi,
2) reptil, terdiri atas biawak, komodo, kura-kura, buaya, ular, dan soa-soa,
3) amfibi, terdiri atas katak pohon, katak terbang, dan katak air, dan
4) burung, terdiri atas burung dewata, maleo, mandar, raja udang, burung pemakan
lebah, rangkong, kakatua, nuri, merpati, dan angsa.

c. Wilayah Fauna Indonesia Timur

Fauna di wilayah ini menyebar di kepulauan Papua dan pulau-pulau kecil sekitarnya. fauna yang ada di wilayah ini diantaranya 
1) mamalia, terdiri atas kanguru, wallaby, nokdiak (landak Irian), opossum
layang (pemanjat berkantung), kuskus (kanguru pohon), dan kelelawar,
2) reptil, meliputi buaya, biawak, ular, kadal, dan kura-kura,
3) amfibi, mencakup katak pohon, katak terbang, dan katak air,
4) burung, terdiri atas nuri, raja udang, cendrawasih, kasuari, kiwi dan namundur,
5) berbagai jenis ikan, dan
6) berbagai macam serangga/insecta.



Sebaran Flora dan Fauna Dunia

Sebaran Flora dan Fauna Dunia

1. Persebaran Sistem Bioma
        Sebelum melanjutkan ke persebaran bioma kita harus tahu dulu apa itu bioma ? Menurut Wikipedia Bioma adalah wilayah yang memiliki sifat geografis atau iklim yang sama yang meliputi komunitas tumbuhan, hewan, organisme tanah, bakteri, dan virus. Bioma juga  tersebarnya di daratan bioma juga dibagi berdasarkan vegetasi (kumpulan dari tumbuhan yang hidup bersama) dalam suatu wilayah.
Berikut merupakan penjelasan mengenai beberapa zona vegetasi.
a. Padang Rumput
        Sesuai dengan namanya padang rumput itu hamparan rumput atau disebut dengan stepa tanpa ada pepohonan jadi semua nya di isi oleh rumput saja dan juga ada padang rumput yang ada pepohonannya dinamakan sabana 
padang rumput dibedakan menjadi beberapa macam yaitu
1). Prairie (padang rumput yang amat luas, datar, atau bergelombang tanpa pohon-pohon) terdapat di daerah dengan curah hujan yang berimbang dengan musim panas.
2). Stepa terdapat di daerah dengan curah hujan yang tinggi.
3). Savana/sabana memiliki kesamaan dengan stepa namun sabana tercipta dari tanah yang tidak basah dan biasanya kering pada musim kemarau.
b. Flora Gurun
Pada umumnya flora yang ada di gurun berdaun kecil seperti duri atau tidak berdaun dan memiliki akar yang panjang supaya bisa mengambil air dari dalam tanah contoh flora yang ada di gurun di antaranya kaktus dan pohon kurma.
c. Tundra
Daerah tundra hanya terletak di belahan bumi utara yaitu kutub utara yang pastinya sangat dingin dan juga tumbuhan yang ada di daerah tundra sangat pendek seperti semak dan lumut juga ada tumbuhan semusim yang biasanya berbunga dengan warna yang sangat indah namun waktu pertumbuhannya sangat singkat.
d. Hutan Tropis
Pada hutan tropis banyak pepohonan yang tinggi dan juga tumbuhan liana (tumbuhan yang memanjat ke tumbuhan lain atau buatan manusia ) dan tumbuhan epifit ( tumbuhan yang menumpang pada tanaman lain ) contoh tumbuhan liana rotan dan anggur sedangkan tumbuhan epifit anggrek dan lumut.
e. Hutan Gugur
Hutan gugur banyak tumbuhan berdaun lebar dan menggugurkan daunnya secara musiman di daerah ini selain terdapat padang rumput dan gurun juga terdapat flora seperti bunga sakura dan juga pada hutan gugur terdapat empat musim yaitu musim semi (musim setelah musim dingin yang banyak tumbuh bunga), musim panas (musim setelah musim semi ), musim gugur (peralihan dari musim panas ke musim dingin),musim dingin .
f. Taiga
Taiga merupakan hutan pohon pinus yang daunnya berbentuk seperti jarum, daerah taiga merupakan daerah yang terdiri atas satu spesies pohon, flora yang ada di daerah ini diantaranya yaitu pohon pinus dan cemara.